Batam (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Batam berpartisipasi sebagai relawan dalam aksi nasional World Clean-up Day Indonesia (WCDI), yakni gotong royong memungut sampah serentak dalam satu hari, di Jembatan 1 Barelang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu.

World Clean-up Day diperkenalkan pertama kali oleh Let’s Do It Indonesia pada tahun 2001. Sukses melaksanakan aksi gotong royong pungut sampah serentak dalam satu hari di 191 negara dari tahun 2018-2023, dengan melibatkan 27.214980 relawan, 11.716 komunitas, 1.299 perusahaan dan 589 universitas yang mengangkut 47.279.000 kg sampah.

WDCI tahun 2024 mengusung tema “#Kami13Juta Make Room for Life”, sebagai wujud semangat persatuan menuju Indonesia Bersih melalui jaringan kepemimpinan, kemitraan dan seluruh masyarakat dalam kampanye #Kami13juta.

“Kami menyambut baik kegiatan seperti ini, karena memberikan dampak positif terhadap lingkungan di Kota Batam khususnya,” kata Kepala Lapas Kelas IIA Batam Heri Kusrita.

Aksi gotong royong pungut sampah serentak diikuti Kalapas beserta sejumlah pegawai Lapas Batam, bergabung dengan relawan dari TNI, Polri, universitas dan komunitas.

Menyusuri Jembatan 1 Barelang, memungut sampah plastik dan sampah lainnya yang terdapat di lokasi wisata tersebut.

Dalam aksi ini, hanya diikuti oleh petugas dan pegawai Lapas. Sedangkan untuk warga binaan hanya melakukan kegiatan gotong royong di dalam lapas saja.

“Karena lokasi kegiatan dekat dengan Lapas Batam, jadi ada rasa tanggung jawab untuk terlibat dalam kegiatan positif ini,” katanya.

Baca juga: Disperakimtan Batam sebut pepohonan tumbang kemarin bukan pohon tua

Melalui aksi ini, Heri berharap petugas lapas dapat mengubah pola pikir serta cara kerja, sekaligus mengajak petugas untuk melaksanakan dan mengamalkan revolusi mental dengan mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong.

“Serta mewujudkan kondisi kehidupan manusia yang harmonis, melalui pembudayaan sikap mental yang cinta akan lingkungan,” kata Heri.

Sementara itu, Dita selaku Direktur PT Free The Sea menyebut Kota Batam menghasilkan 1.200 ton sampah setiap harinya, sehingga dapat dikategorikan masuk dalam darurat sampah.

Diperlukan kepedulian untuk membersihkan lingkungan dari sampah setiap saat, tidak hanya dalam acara-acara tertentu.

Menurut dia, jika tidak dilakukan pemilahan sampah dari sumbernya, dan menumbuhkan kesadaran akan peduli lingkungan, tidak menutup kemungkinan kondisi Batam ke depan bisa dipenuhi sampah.

“Karena masalah sampah adalah tanggung jawab kita semua yang ada di sini,” kata Dita

WDCI di Kota Batam dilaksanakan di 7 titik, yakni depan Vihara, Sungai Panas; Pantau Tanjung Beban; Kampung Tua Punggur; Dapur 12 Sagulung; Kampung Tua Bagam Tanjung Piayu; Langlang Laut Belakangpadang, dan Tanjung Uma Lubuk Baja.

Baca juga: Warga binaan Lapas Batam jadikan Maulid Nabi momentum untuk perbaiki diri


Pewarta : Laily Rahmawaty
Editor : Angiela Chantiequ
Copyright © ANTARA 2024