Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), menemukan 602 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah itu pada periode Januari-November 2024.
Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Senin, mengatakan angka itu menjadi lebih tinggi jika dibandingkan jumlah kasus DBD pada 2023 yang mencapai 392 kasus.
“Angka kasus hingga 8 November ini mencapai 602 kasus. Jumlah kematian DBD pada 2024 sembilan kasus,” ujar Didi.
Baca juga: BP Batam evaluasi tanah telantar siapkan lahan investasi
Ia menambahkan melalui Surat Edaran (SE) Walikota Batam Nomor 23 Tahun 2024 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan lonjakan kasus DBD, terutama pada musim hujan.
Dinkes juga telah membentuk Jumantik Rumah, Jumantik Perkantoran, dan mengintensifkan pengawasan di tempat-tempat umum melalui SE Wali Kota Batam Nomor 23 Tahun 2024.
“Ini adalah langkah preventif yang penting untuk memantau penyebaran jentik nyamuk di lingkungan sekitar," katanya.
Selain itu pihaknya turut menggalakkan Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur serta tambahan tindakan pencegahan lainnya) dan mengkampanyekan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
Baca juga: KPU Kepri prioritaskan lansia, ibu hamil, dan difabel di TPS Pilkada 2024
"Melalui G1R1J setiap rumah tangga wajib memiliki satu juru pemantau jentik untuk memastikan tidak ada tempat berkembangbiaknya nyamuk penyebab DBD," kata dia.
Dengan langkah-langkah antisipatif tersebut, kata dia, diharapkan angka kasus DBD di Batam dapat ditekan dan risiko penyebaran virus dapat diminimalisir.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menggalakkan vaksinasi Dengue dosis lengkap guna menekan angka kasus DBD dalam menghadapi musim penghujan saat ini.
Tim Kerja Arbovirosis Dirjen P2P Kemenkes Agus Handito dalam gelar wicara bertajuk “Lindungi Keluarga dari Ancaman DBD” di Jakarta, Sabtu, mengatakan Dengue masih menjadi masalah kesehatan yang cukup tinggi dan sering menimbulkan kejadian luar biasa serta kematian baik di Indonesia.
Baca juga: Tarik investor, BP Batam sempurnakan sistem manajemen lahan
“Saat ini prevalensi Dengue di Indonesia menunjukkan tantangan yang serius. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, terutama terkait PSN, kita masih melihat angka kasus yang fluktuatif setiap tahunnya,” kata Agus.
Menurut WHO, Indonesia mengalami lonjakan kasus DBD dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian per 30 April 2024, sekitar tiga kali lipat lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2023.
Baca juga:
Upaya UMKM Kepri tembus pasar ekspor
Debat Pilkada Natuna Kepri bahas kemandirian daerah dan kesejahteraan
Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Senin, mengatakan angka itu menjadi lebih tinggi jika dibandingkan jumlah kasus DBD pada 2023 yang mencapai 392 kasus.
“Angka kasus hingga 8 November ini mencapai 602 kasus. Jumlah kematian DBD pada 2024 sembilan kasus,” ujar Didi.
Baca juga: BP Batam evaluasi tanah telantar siapkan lahan investasi
Ia menambahkan melalui Surat Edaran (SE) Walikota Batam Nomor 23 Tahun 2024 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan lonjakan kasus DBD, terutama pada musim hujan.
Dinkes juga telah membentuk Jumantik Rumah, Jumantik Perkantoran, dan mengintensifkan pengawasan di tempat-tempat umum melalui SE Wali Kota Batam Nomor 23 Tahun 2024.
“Ini adalah langkah preventif yang penting untuk memantau penyebaran jentik nyamuk di lingkungan sekitar," katanya.
Selain itu pihaknya turut menggalakkan Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur serta tambahan tindakan pencegahan lainnya) dan mengkampanyekan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
Baca juga: KPU Kepri prioritaskan lansia, ibu hamil, dan difabel di TPS Pilkada 2024
"Melalui G1R1J setiap rumah tangga wajib memiliki satu juru pemantau jentik untuk memastikan tidak ada tempat berkembangbiaknya nyamuk penyebab DBD," kata dia.
Dengan langkah-langkah antisipatif tersebut, kata dia, diharapkan angka kasus DBD di Batam dapat ditekan dan risiko penyebaran virus dapat diminimalisir.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menggalakkan vaksinasi Dengue dosis lengkap guna menekan angka kasus DBD dalam menghadapi musim penghujan saat ini.
Tim Kerja Arbovirosis Dirjen P2P Kemenkes Agus Handito dalam gelar wicara bertajuk “Lindungi Keluarga dari Ancaman DBD” di Jakarta, Sabtu, mengatakan Dengue masih menjadi masalah kesehatan yang cukup tinggi dan sering menimbulkan kejadian luar biasa serta kematian baik di Indonesia.
Baca juga: Tarik investor, BP Batam sempurnakan sistem manajemen lahan
“Saat ini prevalensi Dengue di Indonesia menunjukkan tantangan yang serius. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, terutama terkait PSN, kita masih melihat angka kasus yang fluktuatif setiap tahunnya,” kata Agus.
Menurut WHO, Indonesia mengalami lonjakan kasus DBD dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian per 30 April 2024, sekitar tiga kali lipat lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2023.
Baca juga:
Upaya UMKM Kepri tembus pasar ekspor
Debat Pilkada Natuna Kepri bahas kemandirian daerah dan kesejahteraan