Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau menerapkan lima pilar utama dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Selasa, mengatakan lima pilar tersebut yaitu memastikan pencegahan stunting menjadi prioritas pemerintah dan masyarakat di semua tingkatan, meningkatkan kesadaran publik dan mendorong perubahan perilaku untuk mencegah stunting.

Selain itu, memperkuat koordinasi dan konsolidasi program di tingkat pusat, daerah, dan desa, meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan pangan, serta meningkatkan pemantauan dan evaluasi untuk memastikan pemberian layanan yang bermutu dan akuntabilitas.

Ia menjelaskan dalam penerapan intervensi untuk menurunkan stunting dibagi menjadi dua kategori, yaitu intervensi spesifik dan sensitif.

Intervensi spesifik menyasar penyebab langsung stunting, seperti pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik, suplementasi tablet tambah darah, promosi dan konseling menyusui, serta imunisasi.

“Intervensi sensitif, menyasar penyebab tidak langsung, seperti peningkatan akses air bersih dan sanitasi, program bantuan pangan, serta edukasi pengasuhan dan gizi bagi ibu dan anak,” kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau menyebutkan rembuk stunting merupakan salah satu upaya mempercepat penurunan prevalensi stunting di wilayah setempat.

Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin Hamid mengatakan melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Batam, rembuk stunting dilaksanakan untuk penyusunan perencanaan pencegahan dan penurunan stunting pada 2025.

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 angka stunting Indonesia 21,6 persen dan di Kota Batam pada angka 15,2 persen.

Menurut data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) dari posyandu prevalensi stunting Kota Batam tahun 2023 adalah 1,72 persen yaitu 1.022 anak stunting.

"Sampai dengan bulan Februari 2024 angka stunting di Kota Batam 1,5 persen menurun menjadi 899 anak. Mari Kita semua bersama dan bersinergi dalam pencegahan dan penanggulangan stunting Ini. Sehingga prevalensi stunting di Kota Batam menjadi zero stunting," kata Jefridin.

Baca juga:
Pemkot Batam gandeng lembaga masyarakat cegah kekerasan perempuan dan anak

Pertama di Indonesia, Rumah Asuh Terintegrasi bagi Anak Pekerja di Kawasan Industri

DP3AP2KB Kota Batam dukung upaya pembinaan remaja dengan PIK-R

Pewarta : Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor : Angiela Chantiequ
Copyright © ANTARA 2024