Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau (Kepri), melakukan penghitungan aset warga terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City.

“Saat ini, penghitungan masih berlangsung. Semua aset warga, mulai dari tumbuhan seperti tumbuhan cabai dan buah-buahan, hingga rumah, perahu, dan lainnya dihitung satu per satu,” kata Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan Batam Ariastuty Sirait saat dihubungi di Batam, Jumat.

Penghitungan ini dilakukan secara rinci oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan ditargetkan untuk rampung pada pekan ini, sehingga dapat dibayarkan dan diselesaikan pada akhir tahun 2024.

Proyek ini mencakup relokasi warga terdampak ke wilayah hunian tetap di Tanjung Banon dan hingga kini, sebanyak 42 kepala keluarga (KK) telah menempati hunian tetap, sementara 231 KK lainnya pindah ke hunian sementara.

BP Batam menargetkan pembangunan 350 unit rumah dari rencana awal sebanyak 1.000 rumah, yang ditargetkan selesai pada Desember 2024.

“Kami mengoptimalkan anggaran BP Batam untuk membangun hunian tetap, termasuk biaya 'land clearing', pembangunan jalan dan drainase,” kata Ariastuty.

Terkait status lahan di Rempang, BP Batam masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat.

“Kami terus berkoordinasi agar status lahan ini dapat segera dipastikan, meskipun saat ini kementerian terkait sedang dalam masa transisi, maklum jika ada perubahan,” ujarnya

Sementara itu, Master Llan Pengembangan Rempang mencakup berbagai proyek strategis, termasuk pembangunan pelabuhan dan infrastruktur pendukung lainnya.

Relokasi dilakukan untuk memastikan warga memiliki dokumen legal atas lahan baru yang mereka tempati, namun BP Batam menyadari bahwa proyek ini menimbulkan dampak bagi masyarakat.

“Sebagian warga telah menerima, tetapi masih ada yang belum bisa menerima. Kami terus berupaya melakukan pendekatan secara humanis agar semua pihak dapat memahami tujuan proyek ini,” tutupnya.

Baca juga:
BP Batam akan lakukan penutupan berkala Jembatan 2 Barelang

Rempang Eco-City: 220 KK pindah, 37 diantaranya tempati hunian baru


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Angiela Chantiequ
Copyright © ANTARA 2024