Seoul (ANTARA) - Pihak menara kontrol bandara telah memberikan peringatan mengenai adanya tabrakan dengan burung hanya enam menit sebelum pesawat penumpang Jeju Air yang mengangkut 181 orang jatuh di Muan, barat daya Korea Selatan.

Pihak berwenang sebelumnya mengatakan kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 9:07 pagi waktu setempat, ketika pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu saat mendarat dan bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan, di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, 288 kilometer barat daya Seoul.

Menurut konferensi pers pada Minggu oleh Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi, Korea Selatan, yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara kontrol memberikan peringatan tersebut pada pukul 8:57 pagi.

Pilot pesawat segera mengumumkan mayday atau keadaan darurat pada pukul 8:58 pagi dan mencoba mendarat pada pukul 9:00 pagi, tetapi jatuh tiga menit kemudian pada pukul 9:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan yang dikeluarkan, kata kementerian tersebut.

"Saat mencoba mendarat di landasan pacu No.1, menara kontrol memberikan peringatan tabrakan dengan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelah itu," ucap kementerian.

Pihak berwenang mengatakan menara kontrol memberi izin untuk mendarat di arah berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga akhirnya keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding.

Sumber : Yonhap

Saksi mata melihat...


Saksi mata kecelakaan pesawat yang mematikan di Muan, barat daya Korea Selatan, pada Minggu (29/12) melaporkan adanya percikan api di mesin jet dan mendengar beberapa ledakan sebelum insiden terjadi.

Pesawat Jeju Air keluar dari landasan saat mendarat dan menabrak dinding pagar di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul, pada pukul 9:07 pagi waktu setempat.

Video yang ditayangkan stasiun TV lokal menunjukkan pesawat mencoba mendarat tanpa roda pendaratan terbuka.

Yoo Jae-yong, 41 tahun, yang menginap di rumah sewa dekat bandara, mengatakan ia melihat percikan api di sayap kanan pesawat sebelum kecelakaan terjadi.

"Saya sedang memberitahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras," kata Yoo.

Saksi lain, yang hanya diidentifikasi dengan nama belakang Cho, mengatakan bahwa ia sedang berjalan kaki sekitar 4,5 kilometer dari bandara saat kecelakaan terjadi. 

"Saya melihat pesawat sedang menurun dan berpikir pesawat itu akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya," ujar Cho.

"Kemudian terdengar suara ledakan keras, diikuti asap di udara, lalu beberapa ledakan berturut-turut." katanya lagi.

 

Sumber : Yonhap-OANA

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peringatan tabrakan burung dikeluarkan sesaat sebelum Jeju Air jatuh

Pewarta : Kuntum Khaira Riswan
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025