Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melalui Dinas Koperasi dan UKM menerima dana alokasi khusus (DAK) nonfisik dari APBN sebesar Rp13,3 miliar untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM pada tahun 2025.
"Pada tahun ini kami mengelola DAK Rp13,3 miliar, angka yang cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kepri Riki Rionaldi di Tanjungpinang, Rabu.
Riky menyebutkan anggaran itu akan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan pelatihan, lalu peningkatan kapasitas, pendataan serta inkubasi bisnis bagi para pelaku UMKM di Kepri.
Menurut dia, tema pengembangan UMKM 2025 sesuai petunjuk teknis pemerintah pusat melalui Kementerian UMKM adalah rantai pasok industri, yaitu bagaimana industri-industri UMKM pada kawasan industri khususnya di Pulau Bintan, Tanjungpinang, Karimun dan Batam menjadi bagian dari rantai pasok industri.
Berdasarkan sistem informasi data tunggal (SIDT) nasional, kata Riki, terdapat 92.600 UMKM di Kepri, baik skala mikro, kecil maupun menengah.
"Melalui program DAK 2025, akan ditambah lagi sekitar 9.000 UMKM di Kepri," ujarnya.
Baca juga: Disdukcapil Batam jemput bola untuk rekam KTP kelompok rentan
Dia menyampaikan lewat DAK tahun ini, Dinas Koperasi dan UKM Kepri juga melakukan berbagai program pelatihan atau pendampingan secara tatap muka bagi 3.600 pelaku UMKM.
Program ini akan berkolaborasi dengan berbagai institusi/lembaga, organisasi perempuan, hingga koperasi yang anggotanya merupakan pelaku UMKM.
Ia mengajak pihak-pihak terkait untuk bersurat, audiensi atau menghubungi langsung Dinas Koperasi dan UKM Kepri untuk berkolaborasi.
Menurut dia, sudah ada beberapa organisasi perempuan termasuk dewan kesenian yang datang ke kami memberikan database UMKM ke mereka.
Selanjutnya, sambung Riki, database UMKM itu akan diverifikasi guna mendapatkan program pelatihan UMKM dengan kurikulum yang sesuai.
"Setelahnya, database UMKM itu kita optimalkan lagi untuk dapat capacity building yang bisa mendorong majunya UMKM di Kepri," ungkap Riki.
Riky menambahkan, pihaknya turut menggandeng kampus/perguruan tinggi dalam menciptakan kurikulum atau modul-modul pengajaran yang bisa mengoptimalkan DAK nonfisik untuk pengembangan UMKM ke depan.