Teheran (ANTARA) - Lebih dari 220 orang tewas dan hampir 1.500 orang di Iran terluka kurang dari tiga hari setelah serangan Israel terhadap negara tersebut, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Hossein Kermanpour pada Ahad (15/6).

"65 jam setelah dimulainya agresi Israel, 1.481 orang … terluka atau tewas, 1.277 di antaranya … dirawat di rumah sakit … lebih dari 90 persen adalah warga sipil," tulis Kermanshahi di X.

"Dari jumlah tersebut, 522 orang telah dipulangkan, dan 224 wanita, pria, dan anak-anak telah meninggal," lanjutnya.

Sebelumnya, Israel pada Jumat (13/6) dini hari waktu setempat melancarkan serangan udara ke Teheran, ibu kota Iran dan beberapa kota lainnya di berbagai penjuru Iran.

Serangan-serangan tersebut menyerang fasilitas nuklir serta menewaskan sejumlah komandan tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Iran.

Gempuran pasukan Zionis Israel itu terus berlanjut ke berbagai wilayah di Iran pada Sabtu (14/6).

Sebagai respons, Iran pada Jumat dan Sabtu tersebut melancarkan beberapa gelombang serangan rudal terhadap sejumlah target di Israel, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan.

 

Sumber: Sputnik-OANA/Xinhua

Ancam AS...
 


Dalam pemberitaan terpisah disebutkan kelompok militan Syiah yang bermarkas di Irak, Kataib Hezbollah, mengancam akan menyerang pangkalan-pangkalan AS di wilayah tersebut jika negara adidaya tersebut memutuskan untuk campur tangan dalam konflik antara Iran dan Israel.

"Sementara Iran dengan berani dan teguh menentang agresi Zionis, kami memantau dengan saksama pergerakan tentara musuh AS di wilayah tersebut," demikian menurut pernyataan dari pemimpin kelompok tersebut, Abu Hussein al-Hamidawi yang diperoleh kantor berita RIA Novosti.

"Jika AS campur tangan dalam perang, kami tidak akan ragu untuk bertindak langsung terhadap kepentingan dan pangkalan-pangkalannya yang tersebar di seluruh wilayah," lanjutnya.

Ia juga meminta pemerintah Irak untuk mencegah eskalasi aksi militer, menutup Kedutaan Besar AS di Baghdad, dan mengusir pasukan pendudukan AS dari negara itu.

Disebutkan bahwa pasukan AS merupakan ancaman nyata bagi keamanan Irak dan stabilitas regional.

Eskalasi antara Iran dan Israel dimulai pada Jumat (13/6), ketika angkatan bersenjata Israel meluncurkan Operasi Rising Lion berskala besar, yang menyerang target-target militer Iran dan lokasi-lokasi program nuklir.


Angkatan udara Israel melancarkan beberapa gelombang serangan di berbagai wilayah Iran, termasuk Teheran, tempat sejumlah pejabat tinggi militer Iran tewas, termasuk Kepala Staf Umum Iran Mayjen Mohammad Bagheri dan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), serta beberapa ilmuwan nuklir.

Sebagai tanggapan, Iran melancarkan Operasi True Promise 3 terhadap fasilitas militer Israel.

Sumber: Sputnik-OANA


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Iran: Serangan Israel tewaskan 220 jiwa lebih, 90 persen warga sipil

Pewarta : M Razi Rahman
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025