Natuna (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI) mengajarkan kepada pelajar di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau cara memainkan tiga warisan budaya asal daerah setempat.

Ketua Pelaksana Kenduri Pulau Tiga, Ardiyansyah di Natuna, Rabu, mengatakan para pelajar yang diajarkan terdiri atas siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna. Ketiga warisan budaya yang diajarkan meliputi lang-lang buana, mendu dan tari tupeng.

Menurutnya, lang-lang buana dan mendu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda (WBTB) nasional, sementara tari tupeng belum mendapatkan status tersebut.

 

Kegiatan edukasi ini dikemas dalam Kenduri Pulau Tiga, yang dibuka secara resmi pada Rabu sore di Desa Pulau Tiga, Kecamatan Pulau Tiga oleh pemerintah kecamatan.

"Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga malam, mulai 13–15 Agustus 2025 di Desa Pulau Tiga, Kecamatan Pulau Tiga Barat," ucap dia.

Ia menjelaskan sebelumnya pada 10–12 Agustus, para pelajar yang berjumlah lebih atas 100 siswa itu telah diberikan pembekalan teori dan praktik di Kecamatan Bunguran Timur terkait ketiga warisan budaya tersebut oleh para ahli setiap warisan.

Tujuannya agar mereka mengetahui asal-usul serta memahami cara memainkan ketiga warisan budaya tersebut dengan baik dan benar.

"Mulai malam ini hingga dua malam ke depan, para peserta akan menampilkan ketiga warisan budaya yang telah mereka pelajari secara bergiliran di atas panggung. Malam ini dimulai dengan tari tupeng, malam kedua lang-lang buana, dan pada malam penutupan akan ditampilkan mendu," ujar dia.

Ketiga warisan ini merupakan bentuk seni teater yang dalam penyajian menggabungkan unsur tari, musik, syair, dan lakon atau drama.

Kegiatan ini menyasar para pelajar dengan harapan agar warisan budaya tersebut dapat terus dilestarikan.

Pementasan seni yang disajikan dalam acara kenduri budaya pulau tiga ini juga sebagai upaya mengenalkan kepada masyarakat umum dan melatih mental para peserta.

Menurut Ardiyansyah, pelestarian budaya merupakan tanggung jawab bersama, mengingat Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Riau-Kepri di bawah Kemenbud tempat dirinya bekerja memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan di lapangan.

 

 

"Kami ingin menghidupkan kembali adat istiadat yang ada di Natuna, dan hal ini harus dilakukan secara bersama-sama," katanya.

Selain ketiga warisan budaya tersebut, lanjutnya, pihaknya juga berupaya melestarikan budaya makan berdulang, tradisi gotong royong masyarakat, gasing, dan berdayung sampan.

Beberapa tradisi ini disisipkan pada kegiatan persiapan dan pembukaan kenduri pulau tiga, serta kegiatan lainnya disiang hari.

"Dari pembuatan panggung hingga kegiatan memasak untuk acara ini, semua kami lakukan secara gotong royong, sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya lainnya," ujar dia.


Pewarta : Muhamad Nurman
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025