Batam (ANTARA) - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan komitmennya untuk mengawal masuknya investasi dan mempercepat perizinan lewat Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Hal itu disampaikan oleh Direktur Wilayah I Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Agus Joko Saptono dalam kegiatan Anugerah Investasi BP Batam, terkait dengan perkembangan investasi selama beberapa tahun terakhir.

“Kami sudah menempatkan empat pejabat kepada empat deputi di BP Batam untuk memperkuat implementasi sistem Online Single Submission (OSS), serta pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 dan 28 tahun 2025,” katanya, di Batam, Rabu.

Baca juga: Kemenkopolkam bersama Kemendagri jaring aspirasi revisi UU 23/2014 zona barat

Menurut Agus, kedua regulasi tersebut membawa semangat baru dalam mempercepat arus investasi dengan PP No. 25 Tahun 2025 mengatur kewenangan perizinan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB).

Sementara itu, PP No. 28 Tahun 2025 menyempurnakan sistem perizinan berusaha berbasis risiko di Indonesia.

“Ini menjadi bentuk dukungan nyata kami. Empat pejabat tersebut sudah ditempatkan lebih dari satu bulan di BP Batam untuk memastikan proses perizinan dan pelayanan kepada investor berjalan optimal,” ujarnya.

“Batam ini sangat penting karena menyumbang sekitar 62 persen dari total investasi di Kepulauan Riau, yang pada tahun ini mencapai Rp148,65 triliun. Hingga triwulan ketiga 2025, realisasi investasi Kepri sudah mencapai 72 persen dari target, dan peningkatan ini sangat signifikan,” katanya lagi.

Ia menambahkan, percepatan investasi di Batam merupakan bagian dari visi besar Indonesia Emas 2045 untuk mewujudkan ekonomi maju dengan pendapatan per kapita mencapai 23.000 hingga 30.000 dolar AS per tahun dan tingkat kemiskinan di bawah 1 persen.

Baca juga: BP Batam beri anugerah pada investor pendorong pembangunan daerah

Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Fary Djemy Francis menegaskan bahwa Batam kini bukan sekadar kota industri, tetapi lokomotif ekonomi nasional.

“Pada semester I tahun 2025, realisasi investasi mencapai Rp33,7 triliun atau 56,2 persen dari target Rp60 triliun. Melalui PP 25 dan PP 28, Batam akan menjadi pusat investasi global dan hub maritim Indonesia,” ujar Fary.

Ia menargetkan nilai investasi Batam meningkat dari Rp43 triliun menjadi Rp78,5 triliun pada tahun 2029, dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 7-8 persen per tahun dan penciptaan 350 ribu lapangan kerja baru.

Baca juga:
Wali Kota Batam: transportasi pemasok bahan pokok relatif lancar

BPK Kepri usulkan tradisi teater Mak Yong jadi warisan budaya di tingkat dunia


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025