Batam (ANTARA) - Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menyampaikan capaian komitmen investasi senilai 10,35 miliar dolar AS dalam forum internasional ‘The Second Edition of Islands of Growth’ yang digelar di Singapura.
Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan Badan Pengusahaan (BP) Batam Fary Djemy Francis pada pemaparannya menjelaskan bahwa 20 perusahaan global telah menyampaikan komitmen investasi di Batam di beberapa sektor strategis.
“Batam mencatat komitmen investasi 10,35 miliar dolar AS dari 20 perusahaan global di sektor energi, manufaktur lanjutan, industri maritim, dan logistik,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Batam, Selasa.
Komitmen ini merupakan bentuk kesepakatan awal atau rencana penanaman modal yang akan direalisasikan secara bertahap setelah melalui proses studi, perizinan, dan finalisasi proyek.
“Investor kini menunjukkan keyakinan jangka panjang terhadap Batam. Mereka melihat arah pembangunan yang semakin jelas dan layanan yang lebih pasti,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perubahan besar dalam rantai pasok global menjadikan Batam-Bintan-Karimun (BBK) semakin strategis sebagai kawasan industri dan logistik.
Hal tersebut didukung dengan lokasi Batam, 20 km dari Singapura, yang sulit ditandingi wilayah lain di Asia Tenggara.
Di hadapan peserta forum, Fary turut memperkenalkan paradigma layanan baru bertajuk “Batam – Your Best Friend to Invest”.
Baca juga: Imigrasi Batam hadirkan layanan percepatan paspor melalui Immilounge di Pollux Mall Habibie
Inisiatif ini, katanya, mencakup kehadiran Investment Dashboard, layanan komunikasi satu pintu, standar waktu layanan yang lebih pasti, hingga Mobile Investment Clinics untuk mempercepat penyelesaian kendala di lapangan.
Ia juga memaparkan dua regulasi baru yang menjadi dasar penguatan layanan investasi yakni Peraturan Pemerintah (PP) 25/2025 yang memberikan kewenangan kepada BP Batam untuk menerbitkan izin dasar, termasuk izin lingkungan, Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL), dan Persetujuan Pengunaan Kawasan Hutan (PPKH) langsung dari Batam.
Sementara PP 47/2025 memperluas kawasan Free Trade Zone (FTZ), menyediakan ruang industri dan logistik baru yang siap ditawarkan.
“Dengan kepastian regulasi dan kapasitas kawasan yang lebih luas, Batam berada pada posisi yang semakin kompetitif di Asia Tenggara,” kata Fary.
Selain penguatan layanan, Batam juga menegaskan arah pengembangan industri hijau melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Tembesi dan rencana pengembangan kawasan rendah karbon.
“Batam terbuka, dipercaya, dan bergerak cepat. Invest in Batam– where proximity meets possibility,” tutupnya.
Forum tersebut yang turut dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Dubes RI untuk Singapura Suryo Pratomo, Chairman EDB Singapore Png Cheong Boon, serta Gubernur Kepri Ansar Ahmad.
Baca juga: Pemkot Batam siapkan strategi tata kelola sampah seiring bertambah volume