Batam (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin) memperkuat biosekuriti dan pengawasan mutu komoditas perikanan di Kepulauan Riau (Kepri) menyusul meningkatnya ancaman penyakit ikan yang berpotensi masuk melalui media pembawa.
Deputi Karantina Ikan Barantin Drama Panca Putra di Batam, Jumat, menegaskan perlunya kerja bersama antara pemerintah dan pelaku usaha untuk menghadapi risiko tersebut.
“Penyakit ikan ini isu kita bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus duduk bersama pelaku usaha untuk menyamakan persepsi dan membangun kolaborasi,” ujarnya pada Focus Group Discussion Karantina Kepri bersama pelaku usaha dan pemangku kepentingan sektor perikanan.
Drama menekankan ancaman masuknya hama penyakit menjadi perhatian bagi daerah strategis seperti Batam, sebuah wilayah Free Trade Zone (FTZ).
Baca juga: Bulog Natuna libatkan aparat desa dalam penyaluran bantuan pangan
Tingginya arus barang, katanya, membuat Kepri menjadi wilayah yang harus memiliki ketahanan biosekuriti yang kuat dengan audit komoditas yang memadai.
“Ketika barang impor masuk, kita pastikan sudah memenuhi standar. Begitu juga saat Indonesia mengekspor, kita tidak boleh mengirim hama penyakit ke negara tujuan,” kata Drama.
Kepala Karantina Kepri Hasim mengungkapkan bahwa Januari hingga November pihaknya telah melakukan tujuh kali tindakan penahanan terhadap media pembawa yang tidak memenuhi syarat karantina.
“Selain itu, kami juga melakukan enam kali penolakan komoditas yang berpotensi membawa hama dan penyakit berbahaya,” kata dia.
Baca juga: Bea Cukai Batam cegah perdagangan 1.250 balok kayu tanpa dokumen
Sementara itu Drama menyebutkan bahwa Kepri kerap menemukan media pembawa risiko, seperti ikan segar yang tercemar E-coli atau Salmonella, serta potensi penyakit yang dibawa ikan hidup dan udang.
“Kalau penyakit udang masuk ke kawasan budidaya, aktivitas produksi bisa lumpuh. Karena itu mitigasi risiko jauh lebih murah daripada recovery,” ujarnya.
Dari sisi fasilitas, Barantin memastikan Batam memiliki laboratorium dan instalasi yang memadai. Namun bila beban layanan meningkat, sejumlah laboratorium mitra sudah diregistrasi untuk mempercepat pemeriksaan.
“Secara fasilitas cukup lengkap. Beberapa laboratorium juga sudah kita tunjuk untuk dapat melakukan pemeriksaan, atas pemeriksaan itu nanti kita mendapatkan sertifikat karantina,” katanya.
Baca juga: Ombudsman dan Baznas bahas pembayaran gaji guru SLB Negeri Batam
Sebagai informasi, Karantina Kepri memiliki fasilitas di wilayah Batam yang memiliki produksi ikan tinggi seperti di wilayah Barelang.
Karantina Kepri juga catat ekspor komoditas ikan dari Kepri tercatat 6.000 kali pengiriman dengan nilai mencapai Rp5 miliar.
Kepala Karantina Kepri itu menambahkan, tren lalu lintas komoditas perikanan di Kepri terus meningkat, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru. Karena itu, penguatan mitigasi risiko harus berjalan semakin ketat.
“Kami memastikan pengawasan berjalan optimal agar risiko penyakit dan penurunan mutu bisa diminimalkan,” ujar Hasim.
Baca juga:BC Batam gagalkan penyelundupan 79 koli balpres dari Singapura
Kapolda Kepri awasi langsung penanganan kasus pembunuhan wanita asal Lampung
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Barantin perketat pengawasan hama penyakit komoditas perikanan Kepri

Komentar