Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengungkapkan adanya fenomena warga putus asa mencari kerja, karena merasa tidak akan mendapatkan pekerjaan.
Humas BPS Kepri Resa Surya Utama menyebut berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) periode Agustus tahun 2024, tercatat ada sebanyak 13.622 warga di daerah itu tidak bekerja dan putus asa mencari pekerjaan.
"Warga yang tidak bekerja dan menyerah mencari kerja itu dipicu rasa pesimis mendapatkan pekerjaan di Kepri," kata Resa Surya Utama di Tanjungpinang, Selasa.
Resa mengatakan hasil Sakernas Agustus 2024 juga menunjukkan jumlah pengangguran putus asa mencari kerja mengalami kenaikan sebesar 7,47 persen, jika dibandingkan dengan hasil Sakernas Agustus 2023 yang sebanyak 8.635 orang.
"Mereka yang putus asa mencari kerja tersebut, rata-rata berusia 15 tahun ke atas," ucap Resa.
Sementara Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kepri Suryadi menyatakan para pengangguran yang putus asa mencari kerja didominasi lulusan SMA/SMK.
Apalagi setiap tahunnya ada 32 ribu pelajar tamatan SMA/SMK, 60 persen diantaranya lanjut ke jenjang kuliah, sedangkan 40 persen sisanya mencari kerja.
Menurutnya, angka pengangguran tamatan SMA/SMK di Kepri bakal bertambah setiap tahunnya, karena jumlah lapangan kerja minim dan banyaknya pencari kerja dari luar daerah masuk ke Kepri, sehingga memunculkan persaingan ketat dalam dunia kerja.
"Ini jadi salah satu pemicu lulusan SMA/SMK di Kepri frustasi dan menyerah setelah setelah tiga tahun mencari kerja, namun tak membuahkan hasil," katanya.
Baca juga: Natuna sukses kembangkan budidaya jagung pipil hingga 85%
Suryadi menambahkan secara umum angka pengangguran di provinsi itu saat ini mencapai 65 ribu orang. Penduduk berusia muda alias Generasi Z menjadi penyumbang pengangguran terbanyak, yakni sebesar 60 persen atau sebanyak 39 ribu orang.
Sementara jumlah pencari kerja di Kepri tercatat ada sebanyak 29.295 orang, dengan rincian Batam sebanyak 26.412 orang, Bintan ada 1.607 orang, Tanjungpinang ada 712 orang, Karimun 368 orang, Anambas 181 orang, Lingga 111 orang dan Natuna empat orang.
Mereka dinyatakan sebagai pencari kerja ditandai dengan membuat Kartu Kuning di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) pada setiap kabupaten/kota di Kepri. "Namun, belum tentu yang tidak membuat Kartu Kuning, tidak mencari kerja," ucapnya.
Suryadi menambahkan Pemprov Kepri melalui Disnakertrans terus berupaya meningkatkan kualitas SDM supaya bisa bersaing dan terserap di pasar kerja. Salah satu langkah yang diambil adalah memberikan pembekalan keahlian kepada lebih dari 2.000 millenial hingga menjadi tenaga kerja profesional.
Selain itu upaya meningkatkan kualitas SDM juga dilakukan melalui pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) dan UPT Balai Latihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas (BLKPP) di kawasan FTZ Sei Bati, Karimun.
"Pembangunan ini bertujuan memberikan kesempatan kepada putra daerah meningkatkan kemampuan dan produktivitas, sehingga dapat bersaing di pasar kerja," ujarnya.
Program lain yang diluncurkan Disnakertrans Kepri adalah pemagangan dalam negeri guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dan memberikan pengalaman praktis bagi pencari kerja di provinsi tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sakernas, BPS ungkap 13.622 warga di Kepri putus asa cari pekerjaan