Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, berhasil melampaui target nasional terkait luas tambah tanam (LTT) padi dari target 86,95 hektare, ternyata terealisasi hingga November 2025 mencapai 94,75 hektare (ha) atau meningkat sekitar 7,8 ha.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Natuna Wan Syazali, di Natuna, Selasa, mengatakan capaian tersebut merupakan hasil kolaborasi pemerintah dari berbagai jenjang dalam mendorong peningkatan sektor pertanian, khususnya komoditas padi, serta semangat petani yang menjadi pelaku utama pertanian.
“Data hingga November menunjukkan luas tambah tanam padi telah mencapai 94,75 hektare. Angka ini sudah melampaui target nasional yang ditetapkan untuk Kabupaten Natuna,” kata Wan Syazali.
Baca juga: Polda bersama Bea Cukai tindak pelaku valas bawa Rp7,79 miliar ke Singapura
Dukungan pemerintah melalui Kementerian Pertanian, kata dia, diwujudkan melalui bantuan pupuk, bibit, penyuluhan pertanian, serta pembangunan infrastruktur irigasi.
Menurut dia, seluruh program yang dijalankan pemerintah disesuaikan dengan kebutuhan petani. Kebijakan tersebut dirumuskan setelah dilakukan diskusi dan penyerapan aspirasi langsung dari para petani di lapangan.
Dari total luas tanam tersebut, produksi padi yang dihasilkan mencapai 194,29 ton. Meski belum mampu memperkuat ketahanan pangan daerah, langkah yang telah dilakukan itu mampu mendukung peningkatan kesejahteraan petani.
Ia menambahkan irigasi yang dibangun berupa jaringan irigasi air tanah (JIAT) atau sumur bor serta irigasi pembuangan berupa normalisasi dan pembangunan baru.
“JIAT dibangun untuk mengatasi kekurangan air saat musim kemarau, sedangkan irigasi pembuangan berfungsi mengalirkan air saat musim hujan agar sawah tidak tergenang dan petani terhindar dari gagal panen,” kata Wan Syazali.
Baca juga: Pemkab Natuna kolaborasi dengan BWSS tingkatkan produksi padi
Ia menambahkan petani juga perlu dorongan berupa bantuan lainnya terutama di setiap kecamatan yang memiliki potensi lahan sawah, seperti di Bunguran Batubi, Serasan Timur, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, serta Bunguran Timur Laut.
Jika tidak, katanya, produksi akan menurun karena petani enggan menanam dalam jumlah banyak, akibat besarnya biaya yang harus di keluarkan.
"Alat dan mesin pertanian (alsintan) juga diperlukan sebagai upaya mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha tani," kata dia.
Baca juga: BPS Kepri ungkap ada fenomena warga putus asa cari pekerjaan
Ia menambahkan, Natuna saat ini menghadapi persoalan regenerasi petani karena mayoritas petani masih didominasi oleh kelompok usia lanjut. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan generasi muda sebagai penerus.
Diharapkan ke depan semakin banyak petani muda yang tertarik menekuni sektor pertanian guna menjaga keberlanjutan dan meningkatkan kesejahteraan.
Menurut dia, keterlibatan anak muda mampu menekan pengangguran dan urbanisasi, sekaligus menjamin ketahanan pangan Kabupaten Natuna di masa mendatang.
"Keterlibatan anak muda di sektor pertanian membuka peluang usaha di desa sehingga mereka tidak harus merantau ke kota. Dengan pengelolaan yang tepat, pertanian dapat dikembangkan sebagai usaha yang menguntungkan, bukan sekadar pekerjaan tradisional, namun mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan bagi masyarakat lokal," kata dia.
Baca juga: Natuna sukses kembangkan budidaya jagung pipil hingga 85%