Batam (Antaranews Kepri) - Sekumpulan remaja di Batam, Kepulauan Riau yang tergabung dalam Zettamind Production ingin kembali mengangkat budaya melayu ke kancah nasional melalui film yang berjudul Ramlie oii Ramlie.
"Budaya melayu yang mulai terkikis di daerah perbatasan (Batam) ini membuat kita termotivasi untuk memproduksi film kontenporer dengan sentuhan budaya dan mengangkat pariwisata yang ada," kata Produser film dari Ramlie oii Ramlie, Je Yatmoko, Minggu.
Ramlie oii Ramlie kata Je tidak hanya sekedar mengangkat budaya melayu saja, melainkan beberapa destinasi wisata di Batam akan kita angkat sebagai wujud dukungan kita terhadap rencana pemerintah menjadikan Batam sebagai kota pariwisata.
Meski demikian lanjut Je, film Ramlie oii Ramlie ini masih membutuhkan banyak dukungan dari berbagai lapisan seperti pemerintah maupun masyarakat pada umumnya.
"Untuk pembiayaan membawa film ini ke layar lebar nasional kita masih terkendala, begitu juga dengan tim yang bekerja dengan ideal crew bisa mencapai 30-40 orang, dan kami bekerja hanya dengan tim inti sebanyak 12 orang," katanya.
Namun jika semua kendala itu dijadikan hambatan untuk berkarya maka film Ramlie oii Ramlie kata Je tidak terealisasikan.
"Sejauh ini kita sudah selesai proses casting tahap 2, yang dimana dari 100an lebih yang lolos pada tahap pertama akan kita jaring lagi sebanyak 25 orang untuk proses syuting inti," kata Je.
"Kami mohon do'a dan dukungannya agar Ramlie oii Ramlie dapat segera rilis di layar lebar nasional dalam waktu dekat," tambah Je.
Sementara itu, penulis sekaligus sutradara pada film Ramlie oii Ramlie, Pajri Andika mengungkapkan karya yang akan segera digarap produksinya pada awal Juli 2018 itu terinspirasi dari sosok Pe Ramlie.
"Ya awalnya terinsipirasi dari sosok itu kemudian berkembang menjadi Ramlie oii Ramlie. Kenapa namanya Ramlie, dalam film kita nanti akan dijelaskan," katanya.
Ramlie oii Ramlie bercerita tentang sosok pemuda yang malas bangun pagi dan memiliki cita-cita sederhana agar bisa berkencan dengan kekasihnya. Namun dengan segala upaya, akhirnya pemuda yang tidak memiliki pekerjaan itu mengelabui ibunya.
Namun lanjut Pajri, dalam cerita tersebut ada suatu kejadian yang membuat pemuda tersebut berubah setelah bertemu dengan beberapa tokoh melayu.
"Dalam film ini kita ingin menyampaikan bahwa melayu itu bukan seperti karakter Ramlie, melayu sudah jauh berkembang, hanya Ramlie saja. Jadi nilai edukasinya itu jika kita tidak mau bekerja keras maka kita akan menjadi sosok Ramlie yang terbelakang," kata Pajri.
"Begitu juga pada proses pembuatan film ini, kami para pelaku industri kreatif juga tak melulu menyalahkan pemerintah atas terpuruknya perekonomian di Batam. Maka melalui karya ini kami persembahkan untuk membangkitkan kembali industri kreatif di perbatasan NKRI," tambah Pajri.
Casting film Ramlie oii Ramlie diikuti juga oleh anak-anak. (Antaranews Kepri/Pradanna Putra)
Film Ramlie oii Ramlie juga mendapat dukungan penuh dari Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara biro Kepulauan Riau.
Kepala Biro LKBN Antara Kepulauan Riau, Evy R Syamsir mengatakan bahwa melalui sebuah film kita juga dapat menyampaikan informasi dan tunjuk ajar yang semestinya.
"Sebagai kantor berita resmi milik negara kita sangat mengapresiasi adanya wadah seperti ini. Dimana di era digital dan perkembangan zaman, penyampaian informasi berita tak hanya tersaji melalui teks, foto dan video (TV) saja, melainkan juga tersaji dengan rapi melalui film," kata Evy.
Hal ini pun kata Evy sejalan dengan Visi dan Misi Antara. Ia pun mengharapkan film Ramlie oii Ramlie ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal mengawal prosesnya hingga ke layar lebar nasional.
"Saat ini film Indonesia tengah hangat sebagai ajang promosi daerah. Bila Ramlie oii Ramlie ini tersiarkan di seluruh layar lebar nasional, maka Batam juga yang akan dapat nama dan kita sebagai warga Batam tentu merasa bangga," pungkasnya. (Antara)
"Budaya melayu yang mulai terkikis di daerah perbatasan (Batam) ini membuat kita termotivasi untuk memproduksi film kontenporer dengan sentuhan budaya dan mengangkat pariwisata yang ada," kata Produser film dari Ramlie oii Ramlie, Je Yatmoko, Minggu.
Ramlie oii Ramlie kata Je tidak hanya sekedar mengangkat budaya melayu saja, melainkan beberapa destinasi wisata di Batam akan kita angkat sebagai wujud dukungan kita terhadap rencana pemerintah menjadikan Batam sebagai kota pariwisata.
Meski demikian lanjut Je, film Ramlie oii Ramlie ini masih membutuhkan banyak dukungan dari berbagai lapisan seperti pemerintah maupun masyarakat pada umumnya.
"Untuk pembiayaan membawa film ini ke layar lebar nasional kita masih terkendala, begitu juga dengan tim yang bekerja dengan ideal crew bisa mencapai 30-40 orang, dan kami bekerja hanya dengan tim inti sebanyak 12 orang," katanya.
Namun jika semua kendala itu dijadikan hambatan untuk berkarya maka film Ramlie oii Ramlie kata Je tidak terealisasikan.
"Sejauh ini kita sudah selesai proses casting tahap 2, yang dimana dari 100an lebih yang lolos pada tahap pertama akan kita jaring lagi sebanyak 25 orang untuk proses syuting inti," kata Je.
"Kami mohon do'a dan dukungannya agar Ramlie oii Ramlie dapat segera rilis di layar lebar nasional dalam waktu dekat," tambah Je.
Sementara itu, penulis sekaligus sutradara pada film Ramlie oii Ramlie, Pajri Andika mengungkapkan karya yang akan segera digarap produksinya pada awal Juli 2018 itu terinspirasi dari sosok Pe Ramlie.
"Ya awalnya terinsipirasi dari sosok itu kemudian berkembang menjadi Ramlie oii Ramlie. Kenapa namanya Ramlie, dalam film kita nanti akan dijelaskan," katanya.
Ramlie oii Ramlie bercerita tentang sosok pemuda yang malas bangun pagi dan memiliki cita-cita sederhana agar bisa berkencan dengan kekasihnya. Namun dengan segala upaya, akhirnya pemuda yang tidak memiliki pekerjaan itu mengelabui ibunya.
Namun lanjut Pajri, dalam cerita tersebut ada suatu kejadian yang membuat pemuda tersebut berubah setelah bertemu dengan beberapa tokoh melayu.
"Dalam film ini kita ingin menyampaikan bahwa melayu itu bukan seperti karakter Ramlie, melayu sudah jauh berkembang, hanya Ramlie saja. Jadi nilai edukasinya itu jika kita tidak mau bekerja keras maka kita akan menjadi sosok Ramlie yang terbelakang," kata Pajri.
"Begitu juga pada proses pembuatan film ini, kami para pelaku industri kreatif juga tak melulu menyalahkan pemerintah atas terpuruknya perekonomian di Batam. Maka melalui karya ini kami persembahkan untuk membangkitkan kembali industri kreatif di perbatasan NKRI," tambah Pajri.
Film Ramlie oii Ramlie juga mendapat dukungan penuh dari Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara biro Kepulauan Riau.
Kepala Biro LKBN Antara Kepulauan Riau, Evy R Syamsir mengatakan bahwa melalui sebuah film kita juga dapat menyampaikan informasi dan tunjuk ajar yang semestinya.
"Sebagai kantor berita resmi milik negara kita sangat mengapresiasi adanya wadah seperti ini. Dimana di era digital dan perkembangan zaman, penyampaian informasi berita tak hanya tersaji melalui teks, foto dan video (TV) saja, melainkan juga tersaji dengan rapi melalui film," kata Evy.
Hal ini pun kata Evy sejalan dengan Visi dan Misi Antara. Ia pun mengharapkan film Ramlie oii Ramlie ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal mengawal prosesnya hingga ke layar lebar nasional.
"Saat ini film Indonesia tengah hangat sebagai ajang promosi daerah. Bila Ramlie oii Ramlie ini tersiarkan di seluruh layar lebar nasional, maka Batam juga yang akan dapat nama dan kita sebagai warga Batam tentu merasa bangga," pungkasnya. (Antara)