Batam (ANTARA) - Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kepulauan Riau mengembangkan Kampung Wisata Kalembak di Kota Batam untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kami ikut mengembangkan Kampung Wisata Kalembak di Nongsa dengan konsep ecotourism," kata Program Implementator ACT Kepri, Intan Komalasari di Batam, Rabu.
Ia mengatakan ACT berusaha mengembangkan parisiwata dengan mengembangkan kearifan lokal di wilayah setempat, yang mayoritas penduduknya adalah nelayan.
Intan bercerita, berdasarkan penelusurannya di Kalembak, penghasilan nelayan tidak menentu. Bahkan, pada musim-musim tertentu, ikan yang didapat hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri, karena jumlahnya tidak mencukupi untuk dijual di pasar.
Berangkat dari kisah itu, ACT berusaha meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di sana dengan pengembangan pariwisata.
Pariwisata yang dikembangkan memanfaatkan hutan bakau di sekitar dengan mengajak wisatawan berkeliling menggunakan kapal.
Kemudian, ibu-ibu akan diajarkan cara mengolah kuliner khas, dengan memanfaatkan potensi ikan di sana. Juadah ini akan ditawarkan sebagai oleh-oleh bagi pelancong yang datang.
"Ibunya diberi pelatihan kuliner lokal khas. Tanggal 29 (April) ini akan diberi pelatihan," kata dia.
Dan untuk mendukung pariwisata, anak-anak yang tinggal di sana juga akan mendapatkan pelatihan berbahasa asing, agar bisa memandu pelancong yang datang.
Ia berharap, upaya yang dilakukan ACT dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampung tua.
Selain pengembangan wisata di Nongsa, ACT juga berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di Pulau Galang dengan memberikan bibit jambu, sesuai dengan permintaan masyarakat.
Baca juga: ACT Kepri siapkan Van Makanan untuk berbuka puasa
Baca juga: ACT Kepri beri modal usaha pada korban kebakaran di Batam
Baca juga: ACT galang dana untuk penderita kelainan saraf
"Kami ikut mengembangkan Kampung Wisata Kalembak di Nongsa dengan konsep ecotourism," kata Program Implementator ACT Kepri, Intan Komalasari di Batam, Rabu.
Ia mengatakan ACT berusaha mengembangkan parisiwata dengan mengembangkan kearifan lokal di wilayah setempat, yang mayoritas penduduknya adalah nelayan.
Intan bercerita, berdasarkan penelusurannya di Kalembak, penghasilan nelayan tidak menentu. Bahkan, pada musim-musim tertentu, ikan yang didapat hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri, karena jumlahnya tidak mencukupi untuk dijual di pasar.
Berangkat dari kisah itu, ACT berusaha meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di sana dengan pengembangan pariwisata.
Pariwisata yang dikembangkan memanfaatkan hutan bakau di sekitar dengan mengajak wisatawan berkeliling menggunakan kapal.
Kemudian, ibu-ibu akan diajarkan cara mengolah kuliner khas, dengan memanfaatkan potensi ikan di sana. Juadah ini akan ditawarkan sebagai oleh-oleh bagi pelancong yang datang.
"Ibunya diberi pelatihan kuliner lokal khas. Tanggal 29 (April) ini akan diberi pelatihan," kata dia.
Dan untuk mendukung pariwisata, anak-anak yang tinggal di sana juga akan mendapatkan pelatihan berbahasa asing, agar bisa memandu pelancong yang datang.
Ia berharap, upaya yang dilakukan ACT dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampung tua.
Selain pengembangan wisata di Nongsa, ACT juga berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di Pulau Galang dengan memberikan bibit jambu, sesuai dengan permintaan masyarakat.
Baca juga: ACT Kepri siapkan Van Makanan untuk berbuka puasa
Baca juga: ACT Kepri beri modal usaha pada korban kebakaran di Batam
Baca juga: ACT galang dana untuk penderita kelainan saraf