Natuna (ANTARA) - Pasca-observasi WNI dari Wuhan di Natuna, kunjungan wisatawan meningkat, hal tersebut disampaikan oleh Arif Naen, pengiat tour wisata Natuna.

"Pacsa-observasi WNI di Natuna, orang - orang yang tadinya tidak tau Natuna jadi tau," kata Arif kepada Antara, Kamis.

Ia juga mengatakan saat ini pemesanan paket wisata kepada jasa tour wisata miliknya meningkat dari biasanya.

"Kalau segi kunjungan wisatawan, ya seperti aku alami sekarang ini jumlah pesanan paket tour meningkat," jelas Arif. 

Seiring dengan itu, ia berharap harus ada upaya pemerintah untuk membantu menekan biaya pada sektor transportasi dari dan ke Natuna, terutama harga tiket pesawat yang dinilainya masih cukup tinggi.

"Harapannya sarana transportasi dari dan ke Natuna pemerintah pusat harus perhatikan," pintanya.

Meskipun saat ini pemesanan paket wisata meningkat dari sebelumnya, namun menurut Arif masih perlu adanya pengayaan informasi terkait kondisi Natuna pasca-corona.

"Dan melakukan pemulihan nama Natuna aman dari corona, agar memberikan kepastian kepada calon wisatawan agar semakin yakin Natuna betul - betul clear," ujar Arif.

Sementara, hal berbeda dialami para nelayan Sepempang, Bunguran Timur, Natuna. Sampai saat ini harga ikan pasca-observasi corona masih rendah.

"Harga ikan turun sepengetahuan kami karena ekspor ikan belum dibuka," kata Heri, pengepul ikan di Pelabuhan Teluk Baruk, Sepempang, Bunguran Timur.

Ikan gerisibali dan ikan kakap merah yang biasanya tembus hingga 70.000/kilogram, saat ini bertahan hanya di harga jual 40 hingga 50 ribu saja.

Sedangkan untuk harga ikan hidup seperti kerapu masih normal meskipun masih belum adanya aktifitas ekspor.

"Ikan hidup masih normal, walaupun kapal Hongkong belum masuk, masih bertahan di harga jual 350 ribu satu ekor, itu untuk jenis ikan kerapu sunu merah," kata Idwar, pemilik kerambah ikan di Teluk Baruk.

Pewarta : Cherman
Editor : Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024