Natuna (ANTARA) - Keberadaan kesenian khas daerah Natuna, Tari Topeng makin tergerus perkembangan zaman dan hiburan kekinian sehingga terancam dilupakan bahkan grup tari satu-satunya "Lang Lang Buana" pimpinan Anwar walau selalu diundang instansi terkait untuk tampilkan pertunjukan tetapi selalu batal naik panggung.
"Grup kami sudah lama tidak tampil maklum tidak ada yang mengundang dan berapa kali pula kami diundang untuk mengisi acara di kegiatan dinas pemerintahan tapi selalu tak jadi tampil dengan alasan waktu terbatas," kata Anwar dalam bincang-bincang virtual di program "Kopi Payau" di Antara Biro Kepri, Jumat malam
Kopi Payau merupakan program acara yang dikemas secara virtual dan disiarkan secara langsung baik tampil di portal kepri.antaranews.com maupun Youtube Antara Kepri dan Facebook Antara Kepri.
Dalam bincang yang mengangkat tentang nasib kesenian Tari Topeng dengan pemandu kegiatan Mukhtar dan Tomi Syahputra itu, terungkap bahwa para pelaku seni tersebut juga telah berumur lanjut dan tidak ada generasi muda yang berniat untuk belajar agar ada regenerasi.
"Kami ini orang kampung yang mewariskan kesenian ini dari orang tua kami. Anak-anak kami punya haluan sendiri. Kami juga kuatir kalau kami tidak ada kesenian ini hilang," ujar Dermawan yang juga salah seorang penari dan pewaris tari topeng.
Kekuatiran Dermawan juga didasarkan langkanya mereka tampil dalam berbagai acara baik kegiatan kebudayaan di pemerintahan maupun kenduri kemasyarakatan. Kondisi tersebut berbeda saat mereka masih muda selalu tampil di tiap acara kemasyarakatan atau kegiatan kebudayaan.
"Kami berterima kasih pada Kantor Berita Antara Kepri karena memberi kami semangat kesenian walau tari topeng kami hampir punah. Bergabung dalam bincang Kopi Payau ini bagi kami luar biasa. Mudah-mudahan payau menjadi manis," katanya.
"Grup kami sudah lama tidak tampil maklum tidak ada yang mengundang dan berapa kali pula kami diundang untuk mengisi acara di kegiatan dinas pemerintahan tapi selalu tak jadi tampil dengan alasan waktu terbatas," kata Anwar dalam bincang-bincang virtual di program "Kopi Payau" di Antara Biro Kepri, Jumat malam
Kopi Payau merupakan program acara yang dikemas secara virtual dan disiarkan secara langsung baik tampil di portal kepri.antaranews.com maupun Youtube Antara Kepri dan Facebook Antara Kepri.
Dalam bincang yang mengangkat tentang nasib kesenian Tari Topeng dengan pemandu kegiatan Mukhtar dan Tomi Syahputra itu, terungkap bahwa para pelaku seni tersebut juga telah berumur lanjut dan tidak ada generasi muda yang berniat untuk belajar agar ada regenerasi.
"Kami ini orang kampung yang mewariskan kesenian ini dari orang tua kami. Anak-anak kami punya haluan sendiri. Kami juga kuatir kalau kami tidak ada kesenian ini hilang," ujar Dermawan yang juga salah seorang penari dan pewaris tari topeng.
Kekuatiran Dermawan juga didasarkan langkanya mereka tampil dalam berbagai acara baik kegiatan kebudayaan di pemerintahan maupun kenduri kemasyarakatan. Kondisi tersebut berbeda saat mereka masih muda selalu tampil di tiap acara kemasyarakatan atau kegiatan kebudayaan.
"Kami berterima kasih pada Kantor Berita Antara Kepri karena memberi kami semangat kesenian walau tari topeng kami hampir punah. Bergabung dalam bincang Kopi Payau ini bagi kami luar biasa. Mudah-mudahan payau menjadi manis," katanya.