Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau menggelar festival literasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Natuna Erson Gempa Apriandi di Natuna, Sabtu, mengatakan pada festival itu pihaknya mengadakan beberapa lomba dengan tema budaya lokal. Lomba yang diselenggarakan meliputi lomba menulis dongeng, bercerita dan lomba tari persembahan makan sirih.
Baca juga: KPU Kepri minta tanggapan masyarakat terkait dua bapaslon
Menurut dia, kegiatan dilaksanakan pada hari ini di Gedung Sri Serindit, Kecamatan Bunguran Timur ini dalam rangka memperingati hari kunjung perpustakaan.
"Ini merupakan festival literasi kedua, untuk tahun lalu jenis lombanya lebih banyak, tahun ini kita adakan tiga lomba saja, karena keterbatasan waktu dan jumlah personel kita," ucap dia.
Ia menerangkan tujuan lomba tari untuk memastikan tarian dan kesenian daerah tetap lestari dan dilaksanakan sesuai dengan standar adat istiadat, sedangkan lomba bercerita untuk mengasah kecakapan anak dalam berbicara, memperkaya kosakata dan membentuk mental kepemimpinan anak, dan tujuan lomba menulis cerita untuk mengangkat karakter budaya lokal melalui cerita-cerita yang ditulis sekaligus melatih anak menjadi penulis.
"Tari melayu ini penting, karena ini tari penyambutan tamu, ini harus ditata agar tidak lari dari aturan yang sudah ditetapkan oleh lembaga adat. Lomba bercerita tujuannya untuk meningkatkan literasi anak-anak, kita mau melatih mental, sedangkan lomba menulis, kita mau menciptakan penulis andal," ujar dia.
Ia menjelaskan untuk dua lomba, yakni tari dan bercerita, diperlombakan sesuai jenjang pendidikan dan pemenang lomba akan diberikan hadiah uang tunai, sertifikat dan beberapa hadiah lainnya.
Baca juga: KPU Bintan: 126.260 pemilih dalam DPSHP Pilkada 2024
"Untuk lomba menulis kami tidak membuat kategori, kemahiran menulis itu tidak dilihat dari jenjang pendidikan, belum tentu sarjana bisa menulis dan sebaliknya," ucap dia.
Ia menambahkan sebelum lomba, para guru, peserta dan pelatih tari diberikan edukasi terkait tari dan hal lainnya tentang lomba agar memahami aturan yang berlaku.
"Kami berikan pembekalan kepada bapak ibu guru, terkait tari melayu yang benar agar peserta tahu standarnya, sehingga tidak melanggar aturan adat," ujar dia.
Baca juga:
Bawaslu Lingga mulai buka rekrutmen 233 PTPS untuk Pilkada 2024
KPU Bintan gencarkan sosialisasi untuk tingkatkan partisipasi Pilkada 2024
Komentar