Bintan (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Wan Rudi, menyampaikan kunjungan wisman Bintan selama April-Juli 2020 nol atau tidak ada sama sekali imbas pandemi COVID-19.
Kondisi ini juga dipengaruhi terbitnya Permenkumham nomor 11 tahun 2020 tentang larangan orang asing masuk atau transit ke Indonesia yang mulai berlaku awal April 2020.
"Sampai saat ini wisman belum bisa berkunjung ke Bintan karena pintu masuk masih dikunci imigrasi, padahal kunjungan wisman sangat besar dampak ekonominya bagi pariwisata Bintan," ujar Wan Rudi di Bintan, Rabu (2/9).
Selama ini, kata dia, pasar pariwisata Bintan sangat bergantung dengan kunjungan wisman dan ekspatriat asing dari negara tetangga, Singapura.
Tidak hanya itu, Singapura melalui Bandara Changi, juga menjadi akses masuk kedatangan wisman dari berbagai negara ke Bintan, seperti China, Taiwan, dan Korea.
"Selain Indonesia, Singapura juga membatasi kedatangan wisman, akibatnya kunjungan wisman ke Bintan ikut terdampak," katanya.
Lebih lanjut, Wan Rudi, mengemukakan, rendahnya tingkat kunjungan wisman ke Bintan membuat banyak pelaku wisata mengeluh karena tidak punya pemasukan, seperti industri perhotelan dan agen perjalanan wisata.
Tidak sedikit dari mereka yang terpaksa melakukan PHK dan merumahkan karyawannya akibat kondisi pandemi ini.
"Kita perlu beri semangat kawan-kawan pelaku wisata untuk bertahan agar tetap eksis. Sementara ini disarankan gaet pasar lokal saja dulu dengan promosi yang menarik supaya tetap bisa jalan, dan harapannya tak ada lagi PHK karyawan," tuturnya.
Wan Rudi pun berharap ada MoU antara Indonesia dan Singapura terkait pemulihan pariwisata, sehingga wisata border di Provinsi Kepri dapat segera pulih kembali. Sebab, sektor wisata sangat dominan bagi perekonomian di daerah ini, seperti perhotelan, transportasi, restoran, karyawan perikanan, hingga suplai makanan.
Sementara itu, dari data BPS Provinsi Kepri selama tahun 2019, angka kunjungan wisman ke Bintan mencapai 700 ribu orang. Bintan menjadi daerah kedua kunjungan wisman terbesar di Provinsi Kepri setelah Kota Batam.
Sementara Provinsi Kepri menduduki posisi kedua daerah tertinggi kunjungan wisman di Indonesia setelah Bali, yaitu sebanyak 2,5 juta kunjungan selama tahun 2019.
Kondisi ini juga dipengaruhi terbitnya Permenkumham nomor 11 tahun 2020 tentang larangan orang asing masuk atau transit ke Indonesia yang mulai berlaku awal April 2020.
"Sampai saat ini wisman belum bisa berkunjung ke Bintan karena pintu masuk masih dikunci imigrasi, padahal kunjungan wisman sangat besar dampak ekonominya bagi pariwisata Bintan," ujar Wan Rudi di Bintan, Rabu (2/9).
Selama ini, kata dia, pasar pariwisata Bintan sangat bergantung dengan kunjungan wisman dan ekspatriat asing dari negara tetangga, Singapura.
Tidak hanya itu, Singapura melalui Bandara Changi, juga menjadi akses masuk kedatangan wisman dari berbagai negara ke Bintan, seperti China, Taiwan, dan Korea.
"Selain Indonesia, Singapura juga membatasi kedatangan wisman, akibatnya kunjungan wisman ke Bintan ikut terdampak," katanya.
Lebih lanjut, Wan Rudi, mengemukakan, rendahnya tingkat kunjungan wisman ke Bintan membuat banyak pelaku wisata mengeluh karena tidak punya pemasukan, seperti industri perhotelan dan agen perjalanan wisata.
Tidak sedikit dari mereka yang terpaksa melakukan PHK dan merumahkan karyawannya akibat kondisi pandemi ini.
"Kita perlu beri semangat kawan-kawan pelaku wisata untuk bertahan agar tetap eksis. Sementara ini disarankan gaet pasar lokal saja dulu dengan promosi yang menarik supaya tetap bisa jalan, dan harapannya tak ada lagi PHK karyawan," tuturnya.
Wan Rudi pun berharap ada MoU antara Indonesia dan Singapura terkait pemulihan pariwisata, sehingga wisata border di Provinsi Kepri dapat segera pulih kembali. Sebab, sektor wisata sangat dominan bagi perekonomian di daerah ini, seperti perhotelan, transportasi, restoran, karyawan perikanan, hingga suplai makanan.
Sementara itu, dari data BPS Provinsi Kepri selama tahun 2019, angka kunjungan wisman ke Bintan mencapai 700 ribu orang. Bintan menjadi daerah kedua kunjungan wisman terbesar di Provinsi Kepri setelah Kota Batam.
Sementara Provinsi Kepri menduduki posisi kedua daerah tertinggi kunjungan wisman di Indonesia setelah Bali, yaitu sebanyak 2,5 juta kunjungan selama tahun 2019.