"Razia perut lapar" anggota polisi di Tanjungpinang

id Razia perut lapar, ala Bripka Zulham

"Razia perut lapar" anggota polisi di Tanjungpinang

Bripka Zulham saat menggelar razia perut lapar di kawasan pembuangan akhir sampah di Tanjungpinang (ANTARA/Nikolas Panama)

Tanjungpinang (ANTARA) - Matahari menancap tinggi di langit, memancarkan sinar panas di atas bumi. Puluhan orang di kawasan kumuh di sudut kawasan Ganet Tanjungpinang masih bergumul dengan sampah. Ada sejumlah anak-anak di antara mereka.

COVID-19 yang mulai menyerang warga Tanjungpinang sejak Maret 2020 sampai sekarang, tidak menyurutkan semangat mereka untuk mencari nafkah. Mereka takut tertular COVID-19, namun sadar harus tetap bekerja.

Ketika jalan-jalan di ibu kota Kepulauan Riau sempat sepi karena masyarakat takut keluar rumah, mereka tetap mengumpulkan sampah-sampah plastik dan lainnya untuk dijual.

Mereka jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, yang masyarakatnya gemar menyeruput segelas kopi pada pagi dan sore hari.

Orang-orang yang sebagian waktunya berada di tumpukan sampah ini tidak peduli dengan isu pemerintahan dan politik pilkada yang dibahas di media sosial dan media massa.

Mereka tidak mengetahui kalau sampai sekarang di Tanjungpinang belum memiliki wakil wali kota. Mereka juga merasa tetap harus bekerja, meski Pilkada Kepri telah melahirkan pemimpin baru, Ansar Ahmad-Marlin Agustina.

Para pemulung itu seolah tidak peduli dengan bau yang menyengat di sekitar mereka. Sampah-sampah yang menggunung itu diobrak-abrik dengan kayu dan besi, untuk memisahkan sebagian sampah plastik dari tumpukan.

Pekerjaan rutin itu harus mereka jalani demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB dan sudah saatnya makan siang. Namun saat itu, anak-anak dan orang dewasa masih sibuk bekerja mengurai sampah yang semakin menumpuk.

Tiba-tiba satu mobil jenis jeep berwarna gelap memecahkan kesunyian. Satu persatu mata mereka mulai melihat mobil tersebut.

Mereka pun sempat menghentikan pekerjaannya sejenak. Seorang pria paruh baya turun dari pintu depan mobil itu. Perawakannya tidak seperti seorang tentara, tidak pula seperti seorang polisi, meski mobil jenis jeep itu kerap digunakan oleh prajurit TNI dan Polri.

"Assalamu'alaikum. Apa kabar bapak dan ibu," ucap pria itu menyapa para pemulung.

Pria ini pun mengajak mereka untuk berkumpul, termasuk anak-anak. Mereka sudah berada di sekitar mobilnya, namun masih bingung melihat pria tersebut mengenakan baju lapangan polisi.

"Ayo, kita makan siang. Gratis, tidak usah bayar," ajaknya sambil membuka pintu belakang mobil.

Wajah-wajah bingung itu pun bertukar sumringah. Tawa dan bahagia menggelora di wajah anak-anak, yang saat itu sudah dahaga dan lapar.

Zulhamsyah Putra, demikian sapaan pria itu, mulai membuka lapak, dibantu oleh istrinya menyajikan beragam aneka masakan rumahan.

"Saya ingin menangis, bercampur bahagia bersama mereka. Saya merasa bahagia dapat membantu mereka," kata Zulham.

Para pemulung dan anak-anak di lokasi tempat pembuangan akhir sampah itu tampak lahap menyantap masakan dari Findianita, istrinya. Ikan, sayur-sayuran dan buah dalam waktu sekejap selesai dimakan oleh mereka.

"Lelah kami terbayarkan melihat mereka bahagia menikmati makanan ini," ucap Findianita.

Selain membagikan makanan gratis, Zulham juga memberikan masker gratis kepada para pemulung. Masker itu bantuan dari Kapolres Tanjungpinang AKBP Fernando.

Intel Polisi

Dalam dua bulan terakhir, tidak sedikit orang penasaran dengan aktifitas Zulham. Mereka mulai mencari tahu siapa Zulham.

Nama pria ini memang sedang "hits". Meski berambut gondrong, Zulham berprofesi sebagai polisi. Pangkatnya Brigadir Kepala Polisi, yang menjabat sebagai Penjabat Sementara Kanit Intelkam KPPP Tanjungpinang.

Ia terlahir dari keluarga yang sederhana. Sejak usia 8 tahun, Zulham sudah menjadi anak yatim. Misitawati Koto, ibunya, berdagang di pasar dalam kondisi buta.

Sejak melahirkan Zulham hingga sekarang, Misitawati Koto, belum pernah melihat wajah anaknya. Zulham merupakan matanya.

"Walaupun dalam kondisi buta, ibu masih bisa memakaikan pakaian anak-anaknya. Ibu luar biasa, kuat dan penyabar," katanya.

Zulham mulai dikenal masyarakat Tanjungpinang setelah setiap hari menggelar "razia perut lapar". Ia ingin mengubah "razia" yang terkadang membuang orang khawatir dan takut, menjadi sesuatu yang disukai dan dicari.

Ia berniat membagi rezeki dengan masyarakat yang kurang mampu, terutama yang terkena dampak dari pandemi COVID-19.

Namun Misitawati kerap mengingatkan putranya untuk tetap mengutamakan pekerjaannya.

Makanan yang diberikan kepada orang lain pun harus makanan yang dimakan oleh Zulham dan keluarganya.

Zulham memiliki usaha kecil-kecilan, yang hasilnya dapat dibagi untuk masyarakat kurang mampu melalui bantuan makanan ini. 

Awalnya, kegiatan yang disebut Zulham sebagai "razia perut lapar" itu hanya dilaksanakan di wilayah kerjanya, di sejumlah pelabuhan di Tanjungpinang dengan target tukang ojek, tukang becak dan buruh angkut.

Namun dalam beberapa pekan terakhir, razia perut lapar mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Bahkan ada seseorang yang berprofesi sebagai tukang becak pelabuhan setiap hari memberi bantuan uang dari penghasilannya. Tukang becak ini mengajari banyak orang tentang kebaikan dan kejujuran dalam kehidupan.

"Dukungan teman-teman wartawan dan organisasi Off Road pun sangat besar, hingga kami dapat menebar kebaikan hingga ke Bintan," ucapnya.

Apresiasi

Ucapan terima kasih, apresiasi dan penghargaan silih berganti diberikan berbagai pihak kepada Zulham. Kapolda Kepri Irjen Aris Budiman dan Kapolres Tanjungpinang AKBP Fernando pun mendukung aksi sosial yang dilakukan anak buahnya.

Saat berkunjung ke lokasi razia perut lapar di sekitar Pelabuhan Sri Bintan Pura, Irjen Aris mengatakan, apa yang dilakukan Zulham merupakan kebaikan, yang dibutuhkan masyarakat.saat ini.

Kapolda dan Kapolres Tanjungpinang memberi dukungan kepada Zulham dengan turut memberi bantuanbantuan.

Tak dipungkiri, Zulham telah melakukan perbuatan terpuji untuk dirinya, keluarganya, institusi tempatnya bekerja, dan kepada orang lain yang menerima bantuan tersebut.

Zulham pun tidak menyangka "razia perut lapar" mendapat sambutan positif dari pimpinannya dan berbagai elemen masyarakat.

Dukungan itu semakin memberinya motivasi untuk terus melakukan kebaikan dengan ikhlas, agar semakin banyak warga yang terbantu, di tengah situasi sulit pandemi COVID-19.

 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE