BP Batam paparkan potensi KEK Kesehatan di World Expo 2020 di Dubai
Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam memaparkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan dalam gelaran World Expo 2020 Dubai, yang digelar secara hybird, Kamis.
Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait menyatakan, berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), masyarakat Indonesia menghabiskan Rp160 triliun per tahun untuk biaya perawatan di luar negeri, terutama di Singapura dan Malaysia.
Atas dasar itu, maka BP Batam mengembangkan KEK Kesehatan agar masyarakat memanfaatkan fasilitas di Batam.
"Batam akan menangkap peluang tersebut melalui KEK Kesehatan. Dengan luas lahan 44,5 hektar dan nilai investasi senilai 215 juta dolar AS, BP Batam akan mengembangkan rumah sakit bertaraf internasional, farmasi dan peralatan medis, serta akomodasi," kata Ariastuty.
Ia menyatakan, terdapat beberapa pasar potensial yang dimiliki KEK Kesehatan Batam, di antaranya industri farmasi dengan nilai investasi Rp110 triliun dan industri peralatan medis dengan nilai investasi Rp49 triliun.
Perempuan yang akrab disapa Tuty itu juga menjelaskan, Batam menawarkan kemudahan untuk berinvestasi dengan pengembangan potensi mencakup wisata kebugaran, universitas kedokteran terbaik dan sistem manajemen kesehatan yang terpadu, melalui kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ) dan KEK, dilengkapi insentif fiskal maupun nonfiskal.
"KEK Layanan Kesehatan Internasional adalah yang pertama dan satu-satunya saat ini di Indonesia. Dengan dukungan dari Menko Perekonomian RI serta Dewan Pengawas BP Batam, maka BP Batam berkomitmen untuk membantu proses investasi di Batam. Kami juga mengundang para investor untuk datang ke Batam dan menyaksikan langsung potensi Batam sebagai kawasan investasi yang bernilai tambah," kata Ariastuty.
Sementara itu, saat membuka webinar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan sumber daya alam yang melimpah, tenaga kerja yang produktif, taraf pertumbuhan dan ekspansi pasar yang baik, menjadi faktor penentu potensi perkembangan ekonomi Indonesia.
"Pemerintah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan tujuan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan peluang investasi dan kegiatan industri, serta optimalisasi kegiatan ekspor-impor," kata Airlangga.
Hingga tahun 2021, terdapat 19 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari manufaktur, pariwisata dan industri tersier lainnya.
"KEK di Indonesia telah menawarkan beragam fasilitas tak terhingga untuk memudahkan para investor, berupa insentif fiskal dan nonfiskal. KEK sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia," kata dia.
Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait menyatakan, berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), masyarakat Indonesia menghabiskan Rp160 triliun per tahun untuk biaya perawatan di luar negeri, terutama di Singapura dan Malaysia.
Atas dasar itu, maka BP Batam mengembangkan KEK Kesehatan agar masyarakat memanfaatkan fasilitas di Batam.
"Batam akan menangkap peluang tersebut melalui KEK Kesehatan. Dengan luas lahan 44,5 hektar dan nilai investasi senilai 215 juta dolar AS, BP Batam akan mengembangkan rumah sakit bertaraf internasional, farmasi dan peralatan medis, serta akomodasi," kata Ariastuty.
Ia menyatakan, terdapat beberapa pasar potensial yang dimiliki KEK Kesehatan Batam, di antaranya industri farmasi dengan nilai investasi Rp110 triliun dan industri peralatan medis dengan nilai investasi Rp49 triliun.
Perempuan yang akrab disapa Tuty itu juga menjelaskan, Batam menawarkan kemudahan untuk berinvestasi dengan pengembangan potensi mencakup wisata kebugaran, universitas kedokteran terbaik dan sistem manajemen kesehatan yang terpadu, melalui kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ) dan KEK, dilengkapi insentif fiskal maupun nonfiskal.
"KEK Layanan Kesehatan Internasional adalah yang pertama dan satu-satunya saat ini di Indonesia. Dengan dukungan dari Menko Perekonomian RI serta Dewan Pengawas BP Batam, maka BP Batam berkomitmen untuk membantu proses investasi di Batam. Kami juga mengundang para investor untuk datang ke Batam dan menyaksikan langsung potensi Batam sebagai kawasan investasi yang bernilai tambah," kata Ariastuty.
Sementara itu, saat membuka webinar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan sumber daya alam yang melimpah, tenaga kerja yang produktif, taraf pertumbuhan dan ekspansi pasar yang baik, menjadi faktor penentu potensi perkembangan ekonomi Indonesia.
"Pemerintah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan tujuan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan peluang investasi dan kegiatan industri, serta optimalisasi kegiatan ekspor-impor," kata Airlangga.
Hingga tahun 2021, terdapat 19 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari manufaktur, pariwisata dan industri tersier lainnya.
"KEK di Indonesia telah menawarkan beragam fasilitas tak terhingga untuk memudahkan para investor, berupa insentif fiskal dan nonfiskal. KEK sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia," kata dia.
Komentar