Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak lebih banyak perusahaan asal Singapura untuk berinvestasi di kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK).
Kawasan tersebut dinilai tengah berada pada momentum strategis seiring penguatan regulasi investasi serta pengembangan lima kawasan ekonomi khusus (KEK) yang menawarkan berbagai insentif komprehensif.
Lima KEK di BBK menyediakan beragam fasilitas fiskal dan non-fiskal mulai dari keringanan pajak, pembebasan bea masuk, penyederhanaan proses perizinan, hingga layanan administrasi satu atap. Dengan proyek-proyek prioritas yang siap dijalankan, kawasan ini diproyeksikan menjadi salah satu pusat investasi utama di sektor manufaktur, infrastruktur digital, energi terbarukan, dan logistik.
"Kami dengan hangat mengundang lebih banyak perusahaan yang berbasis di Singapura untuk mengeksplorasi peluang investasi di kawasan BBK, khususnya dimanufaktur hijau, ekonomi digital, layanan kesehatan, energi terbarukan, dan logistik regional," kata Airlangga dalam acara Joint-Investment Promotion Event Investment Opportunities And Business Regulations In The Batam, Bintan, And Karimun (BBK) Free Trade Zone di Singapura, Selasa.
Untuk memperkuat iklim usaha di kawasan BBK, Pemerintah telah menerbitkan sejumlah regulasi yang menyederhanakan perizinan berbasis risiko dan meningkatkan kepastian layanan. Di antaranya adalah PP Nomor 28 Tahun 2025 dan PP Nomor 25 Tahun 2025 yang memuat ketentuan mengenai percepatan layanan melalui mekanisme Service Level Agreement (SLA).
Selain itu, Perpres Nomor 1 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Pengembangan BBK serta Perpres Nomor 21 Tahun 2025 terkait penyediaan lahan di Kawasan Perdagangan Bebas Batam turut memperkuat landasan pengembangan infrastruktur dan perluasan industri dengan prinsip keberlanjutan.
Penguatan kebijakan tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah memperdalam hubungan ekonomi internasional, termasuk dengan Singapura yang selama lebih dari satu dekade menjadi sumber utama penanaman modal asing (Foreign Direct Investment/FDI) bagi Indonesia.
Pada 2024, total FDI Singapura ke Indonesia tercatat lebih dari 20 miliar dolar AS, sementara nilai perdagangan bilateral mencapai 57,6 miliar dolar AS.
Adapun kegiatan promosi investasi di Singapura itu digelar dalam kerangka Working Group Batam, Bintan, dan Karimun (WG BBK).
Menko Airlangga menjelaskan bahwa koordinasi bilateral kedua negara juga diperkuat melalui enam Kelompok Kerja Ekonomi Bilateral (6WG), yang menjadi struktur utama kolaborasi dalam berbagai sektor strategis.
"Pertemuan Tingkat Menteri ke-15 6WG pada bulan Juni 2025, yang saya pimpin bersama Wakil Perdana Menteri Gan Kim Yong, menandai tonggak penting lainnya. Kedua Pemerintah menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan lingkungan bisnis dan regulasi guna menarik investasi berkualitas tinggi. Kami membahas beberapa kerja sama di infrastruktur industri, ekonomi hijau, dan layanan kesehatan, mengakui pentingnya ketahanan rantai pasokan dan pertumbuhan berkelanjutan," tutur Menko Airlangga.
Sementara itu,
Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan Badan Pengusahaan (BP) Batam Fary Djemy Francis pada pemaparannya menjelaskan bahwa 20 perusahaan global telah menyampaikan komitmen investasi di Batam di beberapa sektor strategis.
“Batam mencatat komitmen investasi 10,35 miliar dolar AS dari 20 perusahaan global di sektor energi, manufaktur lanjutan, industri maritim, dan logistik,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Batam, Selasa.
Komitmen ini merupakan bentuk kesepakatan awal atau rencana penanaman modal yang akan direalisasikan secara bertahap setelah melalui proses studi, perizinan, dan finalisasi proyek.
“Investor kini menunjukkan keyakinan jangka panjang terhadap Batam. Mereka melihat arah pembangunan yang semakin jelas dan layanan yang lebih pasti,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perubahan besar dalam rantai pasok global menjadikan Batam-Bintan-Karimun (BBK) semakin strategis sebagai kawasan industri dan logistik.
Hal tersebut didukung dengan lokasi Batam, 20 km dari Singapura, yang sulit ditandingi wilayah lain di Asia Tenggara.
Di hadapan peserta forum, Fary turut memperkenalkan paradigma layanan baru bertajuk “Batam – Your Best Friend to Invest”.
Inisiatif ini, katanya, mencakup kehadiran Investment Dashboard, layanan komunikasi satu pintu, standar waktu layanan yang lebih pasti, hingga Mobile Investment Clinics untuk mempercepat penyelesaian kendala di lapangan.
Ia juga memaparkan dua regulasi baru yang menjadi dasar penguatan layanan investasi yakni Peraturan Pemerintah (PP) 25/2025 yang memberikan kewenangan kepada BP Batam untuk menerbitkan izin dasar, termasuk izin lingkungan, Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL), dan Persetujuan Pengunaan Kawasan Hutan (PPKH) langsung dari Batam.
Sementara PP 47/2025 memperluas kawasan Free Trade Zone (FTZ), menyediakan ruang industri dan logistik baru yang siap ditawarkan.
“Dengan kepastian regulasi dan kapasitas kawasan yang lebih luas, Batam berada pada posisi yang semakin kompetitif di Asia Tenggara,” kata Fary.
Selain penguatan layanan, Batam juga menegaskan arah pengembangan industri hijau melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Tembesi dan rencana pengembangan kawasan rendah karbon.
“Batam terbuka, dipercaya, dan bergerak cepat. Invest in Batam– where proximity meets possibility,” tutupnya.
Forum tersebut yang turut dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Dubes RI untuk Singapura Suryo Pratomo, Chairman EDB Singapore Png Cheong Boon, serta Gubernur Kepri Ansar Ahmad.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Airlangga ajak perusahaan Singapura investasi di kawasan BBK

Komentar