Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengatakan sejumlah pengusaha yang bergerak di bidang pariwisata berharap pemerintah pusat merealisasikan Vaccinated Travel Lane (VTL), tidak hanya sekadar travel bubble atau gelembung perjalanan wisata.
Sekretaris Dispar Kepri Zulkifli, di Tanjungpinang, Senin, mengatakan, Singapura memberlakukan VTL sebagai fasilitas pariwisata yang diberikan kepada turis asing, termasuk Indonesia. Kebijakan VTL merupakan jalur khusus wisata yang disediakan suatu negara kepada negara lainnya.
Namun turis yang berhak masuk ke negara tujuan tersebut pun mesti memenuhi kriteria tertentu, salah satunya telah menerima vaksinasi COVID-19 dosis penuh.
"VTL membuat turis yang sudah vaksin COVID-19 lebih leluasa berwisata, tidak hanya berada dalam satu kawasan wisata," ujarnya.
Sementara Kepri sampai sekarang masih memberlakukan gelembung perjalanan wisata. Rencana awal, Jumat pekan lalu sekitar 120 turis dari Singapura berlibur ke Nongsa, Batam, salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai travel bubble, namun terpaksa ditunda hingga 25 Februari 2022.
"Menurut informasi yang kami terima lebih dari 100 orang turis asal Singapura akan berlibur di kawasan terpadu di Nongsa. Mereka bisa menikmati keindahan pantai dan bermain golf," ujarnya.
Zulkifli berharap sektor pariwisata di Kepri bangkit, meski kasus aktif COVID-19 meningkat tajam sejak Februari 2021. Kemajuan sektor pariwisata, yang ditandai dengan kunjungan wisatawan meningkat akan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah.
"Yang paling penting adalah kita tingkatkan imun tubuh, dan konsisten melaksanakan protokol kesehatan saat beraktivitas," katanya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar mengatakan Pemerintah Singapura sudah mengeluarkan surat ijin berlayar dari Pelabuhan Tanah Merah Singapura menuju Pelabuhan Nongsapura Batam.
"Ini menjadi perjalanan perdana travel bubble di masa pandemi setelah sekitar setahun lebih kami menantinya," kata Buralimar.
Ia menjelaskan bahwa kapal yang digunakan berasal dari Indonesia, dengan kapasitas 200 orang. Namun jumlah penumpang yang diangkut maksimal 200 orang sehingga penumpang tetap jaga jarak.
"Protokol kesehatan ditegakkan baik di dalam kapal maupun setelah tiba di Batam," ujarnya.
Seluruh penumpang mengikuti tes usap dengan metode PCR setelah tiba di Batam. Kemudian seluruh turis mengikuti karantina di kawasan terpadu yang berada di dalam kawasan wisata Nongsa.
"Karantina sambil berwisata di tempat yang indah," ucapnya.
Komentar