Disdik Tanjungpinang bersiap laksanakan PTM 100 persen

id PTM 100 persen,Kepri, Disdik tanjungpinang

Disdik Tanjungpinang bersiap laksanakan PTM 100 persen

Siswa SMP Negeri 11 Tanjungpinang, Kepri, melakukan uji coba PTM di sekolah. (ANTARA/Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) tengah bersiap-siap melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen untuk sekolah tingkat SD-SMP.

"Saat ini kami tengah menyiapkan Surat Edaran (SE) terbaru terkait PTM 100 persen di sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Tanjungpinang Endang Susilawati, Ahad.

Kebijakan ini, katanya, menyesuaikan dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri terbaru terkait panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 yang turut mengatur PTM 100 persen.

Ia mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti SKB tersebut untuk disampaikan ke Wali Kota Tanjungpinang Rahma dan baru setelah itu dibuatkan aturan pelaksananya.

Baca juga:
DPRD Kepri ajak seluruh pihak desak DPR RI sahkan RUU Daerah Kepulauan

Gubernur Kepri sebut LKBN ANTARA sebagai mitra yang sangat dibutuhkan

"Kami akan membuat SE dinas baru yang menyesuaikan dengan SKB empat menteri. Karena, sudah ada ketentuan bisa melaksanakan PTM 100 persen," ujarnya.

Dengan penerapan PTM 100 persen ini, maka satuan pendidikan bisa mengejar ketertinggalan dan memanfaatkan waktu dengan maksimal sebelum ujian sekolah untuk siswa SD kelas 1-5 dan siswa SMP kelas 7-8, sehingga pada tahun ajaran baru pembelajaran benar-benar 100 persen dan kembali pulih seperti biasanya.

"Doakan, pekan depan peserta didik kita bisa belajar 100 persen," ucap Endang.

Ia menilai pembelajaran tatap muka 100 persen ini memang sudah ditunggu sejak lama oleh para siswa, pendidik, tenaga pendidikan, dan orangtua.

Selain itu, jika sudah PTM 100 persen para guru juga senang mengajar, sebab tidak perlu dua kali masuk kelas dalam satu hari akibat adanya pembatasan belajar tatap muka selama pandemi.

Tahun ajaran baru mendatang, lanjut Endang, pembelajaran sudah harus berubah, termasuk pola pikir dari para siswa yang selama ini menjalani pembelajaran secara daring.

Menurutnya proses belajar tidak harus mutlak di dalam kelas, tapi ekstrakurikuler sudah harus aktif kembali, seperti juga halnya digitalisasi harus mulai berjalan.

"Karena pemulihan itu harus semua aspek. Jadi, harus berubah, termasuk pola pikir para peserta didik kita," demikian Endang.

Baca juga:
97.624 anak di Batam telah vaksinasi COVID-19 dosis lengkap

Pendaftaran calon peserta Pemilu 2024 akan tersentralisasi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE