BPOM: Nitrogen cair pada pangan siap saji bahaya

id BPOM ,Nitrogen cair ,Pangan olahan

BPOM: Nitrogen cair pada pangan siap saji bahaya

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang di sela acara kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bertajuk "Open House: Expo Sistem Pengawasan Produk Life Cycle Obat dan Makanan" di Jakarta, Kamis (12/1/2023). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

Jakarta (ANTARA) - BPOM menyampaikan, penambahan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang tidak sesuai standar pengolahan dapat membahayakan tubuh.

"Pada prinsipnya tentu harus sesuai standar. Bahayanya kalau kena kulit bisa melepuh, kemudian kalau dikonsumsi, tertelan bisa melukai lambung, apalagi kalau asma," ujar Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang di Jakarta, Kamis.

Di sela acara kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bertajuk "Open House: Expo Sistem Pengawasan Produk Life Cycle Obat dan Makanan" itu, Rita mengatakan, sejak 6 Januari 2023 hingga saat ini BPOM sudah melakukan pengawasan terhadap penjual produk pangan siap saji yang menggunakan nitrogen cair, seperti chiki ngebul untuk selanjutnya dilakukan pembinaan.

"Hasil pengawasan memang semua produk nitrogen cair harus membutuhkan perhatian karena tidak sesuai standar. Pemantauan di seluruh Indonesia, kami lakukan di mall, pasar, terutama CFD (car free day) dan pasar malam," katanya.

Ia menambahkan, BPOM juga telah menerbitkan pedoman mitigasi risiko nitrogen cair pada pangan olahan.

Ia mengemukakan, salah satu pedoman yang harus diikuti pedagang yang menambahkan nitrogen cair pada produk pangan siap saji, yakni harus mengikuti pelatihan.

"Harus punya kompetensi bagaimana menangani nitrogen cair tersebut," tuturnya.

Kemudian, harus menggunakan alat pelindung diri (APD), karena nitrogen cair merupakan barang berbahaya bagi tubuh.

"Jadi ada persyaratan-persyaratannya bagi food handler atau penjualnya," ucap Rita.

Kemudian, lanjut dia, pengolah makanannya juga harus memberikan peringatan yang harus diketahui oleh konsumen.

"Ketika dikonsumsi tidak boleh dalam kondisi yang sangat dingin, harus dipastikan bahwa nitrogen cairnya hilang. Bagaimana mengetahuinya? Tidak boleh ada asapnya, jadi harus didiamkan dulu, nggak boleh langsung dikonsumsi," paparnya.

Sementara itu, Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak dr. Titis Prawitasari Sp.A(K) mengatakan penggunaan nitrogen cair yang tidak higienis dapat meningkatkan kemungkinan penyebaran kuman dalam bekuan.

"Nitrogen cair dapat menjadi media yang baik bagi kuman. Berbagai kuman yang mungkin dapat tetap hidup dalam bekuan akibat nitrogen cair adalah bakteri, jamur, dan virus," katanya dalam keterangan yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Selain itu, kata Titis, inhalasi atau hirupan nitrogen cair yang sudah terevaporasi berubah menjadi gas dalam udara ruang yang tertutup dapat mengakibatkan sesak napas, terlebih jika dalam ruangan sempit dan tertutup. Hal itu bisa menyebabkan kematian terutama apabila kandungan oksigen dalam udara ruang kurang dari 18 persen.

Penggunaan nitrogen cair dalam industri makanan sudah banyak digunakan untuk proses pendinginan dan pembekuan secara cepat dan juga berguna untuk mempertahankan makanan agar tetap segar sesuai aslinya.
 
Namun, saat ini beredar penggunaan nitrogen cair menjadi tren untuk digunakan sebelum makanan tersebut dikonsumsi, umumnya untuk memberikan sensasi berasap (smoke-like effects) dan culinary art yang dikhawatirkan tertelan dan dapat menyebabkan luka pada saluran cerna.
 
"Apabila nitrogen cair ditambahkan dalam minuman atau dessert dapat menyebabkan rasa begah dan sakit hingga perlukaan pada saluran cerna, bahkan terjadi robekan dan kerusakan jaringan saluran cerna yang dilewatinya," kata dia.



 
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOM: Nitrogen cair pada pangan siap saji membahayakan tubuh

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE