Melihat kemakmuran petani sawit yang memukau di Riau

id Petani Sawit sejahtera, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mitra perusahaan sawit

Melihat kemakmuran petani sawit yang memukau di Riau

Sumari Aziz Bimantoro yang akrab disapa Babe dalam usianya yang sudah 62 tahun sudah mencapai kesejahteraan yang sudah sangat mapan berkat usahanya mulai dari seorang petani sawit. ANTARA/HO-PT SLS

Pekanbaru, (ANTARA) - Kelapa sawit memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi masyarakat Provinsi Riau sebagai daerah terluas lahan produksi bahan baku minyak goreng tersebut, termasuk di Kabupaten Pelalawan.

Semua pihak bekerja sama mencapai kesejahteraan tersebut seperti halnya petani dan perusahaan sawit. Seperti beberapa pabrik kelapa sawit yang menerima tandan buah segar dari petani di Kabupaten Pelalawan.

Baik lembaga maupun perseorangan bermitra dengan perusahaan sawit swasta maupun milik Pemerintah sehingga memberikan keuntungan bagi masing-masing pihak. Atas usaha selama kurun waktu 30 tahun lebih, kesejahteraan telah dinikmati masyarakat seperti dirasakan pria bernama Sumari Aziz Bimantoro yang akrab disapa Babe.

Pada usia 62 tahun, Babe sudah mencapai kesejahteraan yang bisa dibilang sangat mapan. Enam anaknya sudah tamat kuliah sarjana, dua orang lagi melanjutkan S-2 di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan seorang lagi mendapat beasiswa kuliah di Jepang.

Anaknya bernama Ria Agustina kuliah di Jepang jurusan Hubungan Internasional. Kuliah pertamanya di Universitas Gadjah Mada dan meraih predikat terbaik hingga dapat beasiswa ke Jepang. "Sekarang adiknya di ITB semester pertama, nilainya A dan B+ saja," ujarnya bangga.

Segala pencapaian itu takkan tercapai kalau dia dulu tidak nekat datang dari Banyuwangi, Jawa Timur, pada tahun 1991. Padahal waktu itu ia hanya menengok kakak iparnya yang masuk penjara gara-gara berbuat melanggar hukum di perusahaan tempatnya bekerja.

Takdir berkata lain. Kakaknya yang merupakan peserta program transmigrasi itu meminta Babe menetap di Bumi Lancang Kuning Riau ini. Babe yang tidak mengikuti program transmigrasi disuruh membeli tanah kaveling menggantikan kakak iparnya yang mengelola lahan. Hingga waktu berjalan, dengan berbagai jatuh bangun yang dilalui, dia akhirnya menjadi Ketua Koperasi Unit Desa Amanah SP4 Kerumutan dan menorehkan kisah sukses tersendiri bagi diri dan rekan-rekannya.


Beranjak sejahtera

Petani sawit di Kabupaten Pelalawan mulai berkembang pada 1998 hingga 2000. Bahkan ada yang punya kebun sawit seluas 60 hektare. Dia pun menjadi salah satunya bersama-sama dengan petani lain yang berhasil meraih pencapaian itu.

"Yang pandai, kavelingnya 'disekolahkan', pinjam bank Rp30 juta untuk beli kebun, beli kebun lagi. Tanam sendiri, jangan diburuhkan. Setelah lunas dan sertifikat keluar dari bank, pinjam lagi dan beli (lahan) lagi sampai lunasi semua pinjaman. Kayak gitu saya ajarin. Saya usaha gak merasa menyaingi atau tersaingi, saya bina semua yang mau jadi. Kadang saya memodali karena saya ini ingat waktu dulu masih susah," ceritanya.

Setelah berkembang, Babe mulai membeli mobil, tahun 1993 sudah punya tiga truk, satu mobil segmen menengah dan satu lagi mobil kelas atas. Hingga akhirnya mempunyai sembilan truk untuk keperluan mengangkut sawit.

"Yang punya sembilan truk di desa ini cuma saya, dan orang transmigrasi pertama yang punya juga saya," katanya.

Usai bertani dan bergabung di KUD, Babe kemudian mengembangkan usaha dengan menjadi penyedia buah atau pemasok tandan buah segar (TBS) ke PT SLS. Dia pun turut mencarikan TBS dari petani untuk dijual ke pabrik. Dengan begitu, dia pun mendirikan tempat penampungan TBS atau biasa disebut peron di Sorek, masih di Kabupaten Pelalawan.

Babe pun fokus dengan aktivitas itu sehingga tidak lagi berupaya memperluas kebun. Saat ini tinggal 10 kaveling atau 20 hektare. Akan tetapi dengan menjual TBS ke pabrik, ia bisa punya 30 truk tronton. Dia pun juga sudah menyewa pabrik di Jambi untuk mengolah sawit.

Atas usahanya tersebut, Babe terpilih menjadi mitra terbaik Astra Agro se-Indonesia pada tahun 2022 lalu. Dia pun mendapatkan satu unit mobil. Azis mengatakan hal ini merupakan pencapaian terbesar yang pernah dia dapatkan. "Menjadi mitra perusahaan nomor satu se-Indonesia adalah kebanggaan tersendiri," ucap dia.

Dengan usaha itu, pundi-pundi keuangan Babe semakin menjulang. Untuk rumah saja Babe punya empat di Pekanbaru, satu di Malang, di Banyuwangi dan di Jember. Sebuah mobil mewah yang hanya dimiliki kalangan terbatas  pun ia miliki sebagai bukti kerja kerasnya.

Sungguh level kesejahteraan yang memukau bagi profesi petani.

Akan tetapi kemakmuran itu tak hanya untuk diri sendiri, Babe juga aktif dalam kegiatan sosial dengan mendirikan masjid sekaligus menggaji marbot sampai khatib.

Pembangunan masjid paling bagus dan pertama kali di Desa Sari Lembah Subur. Waktu itu hampir menghabiskan Rp2 miliar di dekat area pondok pesantren. "Sekarang dari TK sampai madrasah sudah ada," ujarnya.
Hasil panen sawit di Riau. ANTARA/Syafira Hasna















 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemakmuran petani sawit yang memukau di Palalawan Riau

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE