Dokter Diduga Lalai Tangani Pasien Usus Buntu

id Dokter,rsud,tanjungpinang, Lalai, Tangani, Pasien, Usus, Buntu,meninggal

Tanjungpinang (ANTARA News) - Oknum dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjungpinang diduga lalai dalam menangani penyakit usus buntu yang diderita Nur'ain Syafiqa Balqis (9), sehingga mengakibatkan pasien tersebut meninggal dunia, Jumat.

Nur'ain yang dikebumikan tadi siang, meninggal dunia sekitar pukul 07.00 WIB, setelah kemarin siang dioperasi, kata salah seorang pihak keluarga, Khairudin Jafar.

"Kami akan mendiskusikan permasalahan ini untuk mengambil langkah selanjutnya, apakah akan diselesaikan secara hukum atau hanya didiamkan," katanya.

Menurut dia, beberapa saudara Nur'ain berpikir untuk melaporkan permasalahan ini kepada pihak yang berwajib, karena menduga oknum dokter lalai melaksanakan tugasnya. Pihak keluarga berharap tenaga medis di RSUD Tanjungpinang bekerja secara profesional.

"Kami berharap ini kejadian yang terakhir. Cukuplah Nur'ain yang menjadi korban yang terakhir, jangan sampai ada korban lainnya," katanya.

Nur'ain dirawat di rumah sakit sekitar dua hari yang lalu, setelah selama beberapa jam muntah-muntah. Kemudian dokter yang menanganinya, memvonis Nur'ain menderita penyakit usus buntu.

"Setelah dioperasi, Nur'ain masih muntah-muntah dan kejang. Namun dokter yang mengoperasinya tidak kunjung datang, meski pihak keluarga telah mendesak tenaga medis yang sedang piket," katanya.

Sementara itu, Kepala RSUD Tanjungpinang, Eka Hanasarianto, membantah, kematian Nur'ain disebabkan kelalaian dokter. Pihak RSUD Tanjungpinang telah menangani penderita usus buntu itu sesuai prosedur.

"Dokter Robert yang mengoperasi pasien itu sedang di rumah ketika pasien muntah-muntah. Namun ia telah menginstruksikan agar pasien puasa jika mengalami muntah-muntah setelah operasi," kata Eka.

Dokter yang menangani Nur'ain diganti, karena Robert masih berada di rumah saat pasien muntah-muntah dan kejang. Penggantinya adalah dokter anak, karena pasien masih anak-anak.

Tenaga medis telah memberikan obat anti kejang. Kemungkinan meninggal karena kejang.

"Kami juga merasa heran kenapa pasien sampai kejang-kejang. Namun ketika kami ingin memeriksa penyebabnya, pasien sudah tidak berada di rumah sakit," kata Eka.

(ANT-NP/E001/Btm3)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE