Sebelumnya pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket berskala besar untuk menyerang militer Israel dan merusak perbatasan.
Sementara itu, dalam pemberitaan sebelumnya, Anadolu melaporkan Pemerintah Israel memerintahkan tim negosiasi untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera, menurut media setempat pada Kamis.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Kabinet Perang memerintahkan tim negosiasi "untuk melanjutkan perundingan yang mengembalikan para sandera."
Mayor Jenderal Nitzan Alon, salah satu perunding, menyampaikan rencana terbaru pada pertemuan Kabinet Perang setelah Netanyahu menolak proposal sebelumnya pada hari Sabtu, menurut laporan lembaga penyiaran publik Israel, KAN.
Sebuah sumber mengatakan kepada KAN bahwa tim negosiasi tidak mendapatkan semua yang diminta "namun setidaknya terdapat kemajuan."
Proposal baru itu mencakup, berkompromi mengenai perselisihan dengan Hamas, namun tetap dengan sikap Israel yang semakin kaku mengenai masalah-masalah lain yang tidak disetujui oleh kedua belah pihak, kata KAN, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pembicaraan berkisar seputar format pembebasan sandera secara bertahap sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara dan pembebasan sedikitnya beberapa ratus tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, kata stasiun televisi tersebut.
Batu sandungan terbesar adalah desakan Hamas agar Israel mengakhiri perang, tambah stasiun itu.
Pada 6 Mei, Hamas menerima usulan gencatan senjata yang disusun Mesir dan Qatar. Namun, Israel mengatakan gencatan senjata itu tidak memenuhi permintaan utama dan memutuskan untuk melancarkan serangan darat ke Rafah di Jalur Gaza selatan.
Hamas, yang diyakini menahan 130 sandera Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel di Gaza sebagai imbalan pertukaran sandera.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Brigade Al-Qassam luncurkan roket ke Tel Aviv
Komentar