Padang (ANTARA) - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyatakan perlu fakta-fakta untuk mengungkap kasus tewasnya siswa SMP di Kuranji, Padang, Sumatra Barat (Sumbar) atas nama Afif Maulana (13).
Hal tersebut dikatakan Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto di Padang, Kamis, usai memeriksa lokasi kejadian di jembatan Kuranji sekitar pukul 03.00 WIB bersama Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono.
"Ketika isu yang beredar tidak berangkat dari fakta yang bisa dibuktikan maka ini akan membuat bingung publik," kata Benny.
Ia mengatakan untuk itulah Kompolnas selaku pengawas internal Polri turun langsung untuk menemukan fakta-fakta yang diperlukan.
Hal itu dilakukan untuk menjawab kesimpang-siuran isu yang beredar terkait penyebab kematian remaja laki-laki tersebut.
"Kami ingin berangkat dari fakta, barulah nanti dipilah mana-mana yang ada kesesuaian dan mana yang tidak," jelasnya.
Ia menyatakan komitmen pihaknya bersama dengan Polda Sumbar untuk membuka seterang-terangnya tentang peristiwa yang terjadi.
Benny bersama dengan Kementerian PPA turun langsung didampingi Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono untuk memeriksa jembatan Kuranji pada Kamis pagi sekitar pukul 03.00 WIB.
Pada kesempatan tersebut pihaknya menyaksikan titik-titik yang menjadi penghubung antara peristiwa kematian Afif dengan kegiatan antisipasi tawuran yang dilakukan oleh personel Sabhara Polda Sumbar pada saat kejadian Minggu (9/6).
Sebelumnya, kasus ini terkait penemuan mayat di permukaan sungai yang berada di bawah Jembatan Kuranji sekitar pukul 11.55 WIB pada Ahad (9/6).
Jasad korban yang ditemukan oleh warga sebagai saksi mata tersebut kemudian dilaporkan ke Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Kuranji.
Berdasarkan informasi tersebut, pihak kepolisian langsung mendatangi lokasi dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Pada saat kejadian sebelum jasad korban ditemukan, awalnya terjadi gesekan antara gerombolan sepeda motor dengan polisi yang sedang melaksanakan tugas.
Waktu itu segerombolan anak muda tengah konvoi di jalan menggunakan sepeda motor sambil membawa senjata tajam.
Personel Polda Sumbar yang melihat kejadian tersebut langsung mendekat untuk membubarkan, sekaligus mengamankan para pelaku karena diturunkan untuk mengantisipasi aksi tawuran yang marak terjadi di Padang.
Petugas kepolisian mengamankan belasan pelaku, puluhan senjata tajam yang berserakan di lokasi, termasuk motor milik korban Afif Maulana yang dikendarai oleh temannya.
Sementara itu, Kepolisian Daerah Sumatera Barat membuka ruang bagi pihak keluarga korban Afif Maulana beserta kuasa hukumnya untuk bertemu dengan ahli forensik sebagai bentuk transparansi dalam pengusutan kasus kematian siswa SMP tersebut.
"Besok silakan bertemu dengan dokter forensik, silakan bertemu langsung. Saya tidak bisa menjawab yang di luar kewenangan saya," kata Kepala Polda Sumbar Inspektur Jenderal Polisi Suharyono di Padang, Rabu.
Ia mengatakan akses tersebut diberikan agar pihak keluarga korban mengetahui hasil autopsi lengkap yang disertai dengan penjelasan dari dokter forensik.
Saat kuasa hukum keluarga korban menanyakan salinan hasil autopsi, Suharyono mengatakan hasil autopsi pasti akan diberikan kepada pihak keluarga dan kuasa hukum selagi sesuai dengan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Kuasa hukum keluarga korban juga mempertanyakan proses hukum terhadap personel Sabhara Polda Sumbar yang diduga terkait kematian Afif Maulana dan Kapolda memastikan Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Sumbar sedang menanganinya.
"Proses oleh Propam masih terus dilakukan, silakan temui Kabid Propam untuk memantau perkembangan prosesnya," jelasnya.
Suharyono sempat mempersilakan pihak keluarga Afif Maulana untuk masuk ke ruangan kerjanya ketika pihak kuasa hukum mempertanyakan hasil autopsi, kuasa hukum keluarga meminta waktu pada Kamis (27/6) dengan alasan tidak membawa peralatan, seperti alat rekam.
Suharyono juga memenuhi keinginan kuasa hukum keluarga korban yang ingin menghadirkan saksi tambahan dan menjamin keamanan saksi tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kompolnas: Perlu fakta usut kasus siswa SMP tewas di Padang
Berita Terkait
Seorang warga meninggal usai belanja di minimarket
Sabtu, 30 November 2024 5:53 Wib
Polresta Barelang gunakan kapal pancung kawal kotak suara dari TPS ke PPK Belakangpadang
Jumat, 29 November 2024 8:30 Wib
Gas beracun sebabkan tiga pekerja meninggal dunia di Aceh
Senin, 25 November 2024 17:19 Wib
Polresta Barelang intesifkan patroli antisipasi gangguan masa tenang pilkada
Senin, 25 November 2024 8:53 Wib
Kasus polisi tembak polisi di Sumbar momentum berantas penjahat lingkungan
Minggu, 24 November 2024 11:53 Wib
Komnas HAM minta kasus penembakan AKP Riyanto di Sumbar diusut tuntas
Sabtu, 23 November 2024 17:27 Wib
Mabes Polri asistensi penyelidikan kasus polisi tembak polisi di Sumbar
Jumat, 22 November 2024 17:24 Wib
Polda Sumbar masih dalami motif polisi tembak polisi
Jumat, 22 November 2024 15:38 Wib
Komentar