Batam (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Batam, Kepulauan Riau, melatih keahlian sablon digital untuk warga binaan pemasyarakatan (WBP), Selasa.
Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan (Kasi Binadik) Lapas Kelas IIA Batam Budy Istiawan mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk melatih keterampilan warga binaan sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat digunakan setelah bebas nanti.
“Warga binaan dapat menyerap ilmu yang diajarkan, sehingga dapat berguna saat bebas nanti memperbaiki kehidupan di tengah masyarakat, tidak lagi mengulangi perbuatan pidana,” kata Budy.
Pelatihan sablon digital ini bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam, dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Sumber Ilmu Batam, diikuti oleh 20 warga binaan yang diseleksi berdasarkan minat dan bakatnya.
Pelatihan keterampilan ini rutin dilaksanakan oleh Lapas Kelas IIA Batam, untuk tahun ini merupakan pelatihan yang ketiga kali. Pelatihan pertama, materinya terkait konveksi, pelatihan kedua service sepeda motor.
Dengan keahlian dimiliki, diharapkan warga binaan Lapas Kelas IIA Batam memiliki keterampilan yang bisa digunakan saat bebas nanti, sehingga tidak mengulangi perbuatan pidananya (residivis).
“Siapa tahu setelah dapat ilmunya, produk warga binaan bisa dipesan oleh teman-temannya. Setelah bebas bisa berdaya, sehingga tidak ada lagi yang menyandang residivis,” kata Budy.
Pemilihan sablon digital sebagai materi pelatihan pembinaan, karena saat ini pangsa pasarnya cukup ramai, sehingga dengan keahlian yang dimiliki warga binaan, bisa menjadi peluang usaha selama masa pembinaan maupun setelah bebas.
Lapas Kelas IIA Batam juga memiliki konveksi yang memproduksi kaos untuk warga binaan yang dibuat oleh warga binaan. Kaos tersebut dijual di lokapasar (marketplace) milik Kumham.
Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Batam Heri Aguswanto menambahkan, warga binaan yang mengikuti pelatihan sablon digital ini dipilih berdasarkan seleksi yang dilakukan. Selain, memenuhi syarat sudah menjalani masa hukuman 1/3, juga bukan merupakan narapidana yang beresiko tinggi.
“Jadi ada seleksinya, sesuai bakat dan minat yang dimiliki oleh warga binaan, total ada 20 warga binaan yang jadi peserta,” katanya.
Menurut dia, pelatihan ini berlangsung selama 5 hari di Lapas Kelas IIA Batam, diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan teori yang diajarkan instruktur dari LPK Sumber Ilmu Batam.
“Jadi satu hari teori, empat hari praktek,” katanya.
Setelah mengikuti pelatihan, nantinya warga binaan yang mengikuti pelatihan sablon digital akan dibantu untuk mendapatkan sertifikat keahlian dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BSNP).
“Jadi setiap yang mengikuti pelatihan akan dapat sertifikat, ini penting karena syarat bisa bekerja di Batam ini wajib punya sertifikat,” kata Heri.
Mayoritas peserta pelatihan adalah laki-laki, karena Lapas Kelas IIA Batam khusus lapas untuk laki-laki. Saat ini, jumlah warga binaan sebanyak 959 orang, di mana 67 persen merupakan warga binaan kasus narkoba.
Baca juga:
BPJS Kesehatan kembali buka di MPP Batam
Sandiaga: Gedung LAM Kepri jadi daya tarik wisata baru
WNA Tiongkok yang bunuh diri di Batam gunakan visa bisnis
Komentar