871 kasus DBD ditemukan di Batam sepanjang 2024

id Kepri,batam ,DBD,nyamuk ,kasus,2024

871 kasus DBD ditemukan di Batam sepanjang 2024

Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi (ANTARA/Jessica)

Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), menemukan 871 kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu pada periode Januari-Desember 2024.

Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Kamis, mengatakan angka itu menjadi lebih tinggi jika dibandingkan jumlah kasus DBD pada 2023 yang mencapai 392 kasus.

“Angka kasus hingga akhir 2024 mencapai 871 kasus. Jumlah kematian DBD pada 2024 sebanyak 14 kasus,” ujar Didi.

Menurut jenis kelamin, dari 871 kasus tersebut, terdiri dari 513 laki-laki dan 358 perempuan.

Baca juga: BMKG prakirakan cuaca Kepri hari ini berawan

Sementara untuk jumlah kasus DBD berdasarkan golongan umur, yaitu usia di bawah satu tahun 11 kasus, usia satu-empat tahun 75 kasus, usia lima-sembilan tahun 172 kasus, usia 10-14 tahun sebanyak 173 kasus, dan usia di atas 15 tahun sebanyak 440 kasus.

Adapun enam kecamatan dengan kasus DBD tertinggi yaitu Kecamatan Bengkong 146 kasus, Kecamatan Batam Kota 136 kasus, Kecamatan Sagulung 135 kasus, Kecamatan Sekupang 106 kasus, Kecamatan Batu Ampar 94 kasus, dan Kecamatan Batu Aji 85 kasus.

Ia menambahkan, melalui Surat Edaran (SE) Wali Kota Batam Nomor 23 Tahun 2024 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan lonjakan kasus DBD, terutama pada musim hujan.

Dinkes juga telah membentuk jumantik rumah, jumantik perkantoran, dan mengintensifkan pengawasan di tempat-tempat umum melalui SE Wali Kota Batam Nomor 23 Tahun 2024.

Baca juga: Hang Nadim Batam layani 190.825 penumpang pada momen Natal-Tahun Baru 2025

“Ini adalah langkah preventif yang penting untuk memantau penyebaran jentik nyamuk di lingkungan sekitar," katanya.

Selain itu, pihaknya turut menggalakkan gerakan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur serta tambahan tindakan pencegahan lainnya) dan mengkampanyekan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).

"Melalui G1R1J setiap rumah tangga wajib memiliki satu juru pemantau jentik untuk memastikan tidak ada tempat berkembangbiaknya nyamuk penyebab DBD," kata dia.

Dengan langkah-langkah antisipatif tersebut, kata dia, diharapkan angka kasus DBD di Batam dapat ditekan dan risiko penyebaran virus dapat diminimalisasi.

Baca juga:
Pemkot Batam targetkan 1,8 juta wisman tahun 2025

BP Batam: Fly Over Laksamana Ladi aman dilalui

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE