Batam (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau memperkuat edukasi tentang perbatasan wilayah kepada masyarakat nelayan untuk mencegah terulangnya kejadian nelayan ditangkap oleh polisi maritim negara tetangga (Malaysia dan Singapura) karena melaut melewati batas wilayah.
“Pemprov Kepri nanti akan memberikan edukasi, sebenarnya ini ada kewenangannya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), untuk mengedukasi para nelayan terkait batas-batas wilayah,” kata Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura di atas Kapal Negara (KN) Pulau Nipah-321, Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
Selain itu, Pemprov Kepri juga menggandeng instansi terkait seperti Polairud Polda Kepri, Bakamla RI dan TNI untuk bersama-sama memberikan edukasi kepada nelayan terkait batas wilayah.
Baca juga: Gubernur bersama Kapolda Kepri pastikan kesiapan pengamanan Lebaran 2025
“Jangan sampai terulang lagi kejadian dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Nyanyang menerima pemulangan dua nelayan Bengkong, Kota Batam, yang sempat ditangkap dan diadili di Malaysia karena melanggar batas wilayah. Kedua nelayan tersebut dijemput dan dipulangkan ke Batam oleh
Bakamla RI melalui KN Pulau Dana-321.
Menurut Nyanyang kedua nelayan Bengkong tersebut terbawa arus ke wilayah Malaysia saat mencari ikan. Keduannya Suhardi (25) dan Salam (25), ditangkap pada tanggal 12 Maret 2025. .
“Karena pancaroba angin utara. Jadi ke bawa arus (dua nelayan) ini,” katanya.
Baca juga: UPTD PPA Natuna pantau perkembangan perilaku anak korban kekerasan seksual
Pemprov Kepri, kata dia, berupaya kejadian nelayan ditangkap polisi maritim Malaysia jangan terulang kembali dengan, dan pemulangan nelayan kembali menjadi pembelajaran kepada para nelayan yang ada di Kepri.
“Supaya nelayan Kepri mengetahui perbatasan sehingga bisa melaut menangkap ikan atau tidak Kalau arus dan angin kuat mohon dihentikan jangan sampai turun ke laut,” kata Nyanyang.
Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah (BP2D) Provinsi Kepulauan Riau mencatat ada 13 kejadian nelayan Kepri ditangkap, kemudian tahun 2024 sebanyak 31 nelayan, dan awal tahun 2025 ini sebanyak 3 nelayan.
“Nanti adanya mcc (marine command center) yang ada di Lantamal. Mudah-mudahan bisa memberikan edukasi kepada semau terkait perbatasan-perbatasan yang ada di daerah, Johor, Malaysia dan Malaysia,” kata Bambang.
Baca juga:
BP Batam kawal investasi industri MRO pesawat terbang di KEK BAT
Tim SAR gabungan temukan nelayan yang hilang kontak dalam keadaan selamat
Komentar