Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), mencatat sebanyak 40 perempuan terdeteksi IVA (Inpeksi Visual Asam Asetat) positif setelah dilakukan skrining kesehatan.
Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi menyampaikan program skrining tersebut menyasar perempuan usia 30-65 tahun yang sudah menikah atau aktif secara seksual.
“Tes IVA ini merupakan metode pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks pada perempuan. Target sasaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 8.806 orang dan yang sudah menjalani skrining IVA tercatat 6.058 orang,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Rabu.
Ia menjelaskan pemeriksaan dilakukan dengan mengoles asam asetat pada leher rahim dan melihat perubahan warna pada alat tes, yang dapat memberi indikasi adanya lesi pra-kanker.
Skrining ini, lanjutnya, merupakan bagian dari layanan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di puskesmas di Kota Batam.
Didi mengungkapkan hasil skrining di tahun ini menunjukkan dari 6.058 orang, 6.015 orang mendapatkan hasil IVA negatif (99,3 persen), 40 orang mendapatkan hasil IVA positif (0,7 persen), dan 3 orang dicurigai memiliki kanker serviks (0,0 persen).
“Untuk peserta yang dicurigai mengidap kanker, kami rujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Didi.
Baca juga: Pemko Batam ajak pelaku usaha kreatif miliki hak kekayaan intelektual
Ia juga menjelaskan untuk peserta yang memiliki hasil IVA positif akan diberikan edukasi serta diarahkan menjalani tindakan cryotherapy di Puskesmas Sei Panas, Puskesmas Botania, atau di rumah sakit.
“Kalau untuk yang hasil negatif, kami berikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), khususnya terkait kesehatan alat reproduksi,” kata dia.
“Kegiatan skrining ini sangat penting sebagai upaya deteksi dini kanker serviks. Semakin cepat diketahui, maka semakin besar peluang untuk mencegah penyakit berkembang,” ucapnya.
Ia menyampaikan skrining Human Papilloma Virus (HPV) yang juga menjadi metode deteksi kanker serviks, belum bisa dilaksanakan karena Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) belum tersedia.
“Program ini memang baru akan dimulai tahun ini dan kami masih menunggu kedatangan bahan medisnya,” ucap Didi Kusmarjadi.
Baca juga: BP Batam dorong pembukaan jalur ro-ro Batam-Johor Bahru
Baca juga: BKKBN: Data 238.608 keluarga di Kepri diperbarui melalui program PK-25

Komentar