Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tanjungpinang menyiagakan tim reaksi cepat (TRC) selama 24 jam guna mengantisipasi risiko bencana dampak cuaca ekstrem di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
"Personel TRC siaga 24 jam tanpa libur untuk membantu masyarakat jika terjadi bencana, baik pagi, siang, malam maupun subuh hari," kata Kepala BPBD Kota Tanjungpinang Muhammad Yamin di Sengggarang, Rabu.
Selain itu, BPBD juga menyiapkan aneka peralatan seperti rubber boat, alat penebangan pohon, serta mesin penyedot air.
Yamin menyebut dalam beberapa hari terakhir, kondisi cuaca ekstrem berupa angin kencang melanda wilayah Tanjungpinang dan sekitarnya.
Bahkan cuaca ekstrem yang terjadi pada tanggal 1-2 September 2025, menyebabkan tiga pohon tumbang dan menimpa rumah warga meskipun tak ada korban jiwa.
Angin kencang pada 1 September 2025, juga memicu pompong atau kapal kayu membawa tujuh penumpang terbalik di pelantar Senggarang. Seluruh korban selamat berkat bantuan warga setempat.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau warga Tanjungpinang lebih waspada saat berada di darat dan laut, dengan melihat kondisi cuaca di sekitarnya karena cuaca ekstrem bisa saja terjadi secara tiba-tiba.
"Kami terus memberikan informasi masif terkait kondisi cuaca yang diperoleh di lapangan maupun dari BMKG, melalui Whatsapp grup hingga media sosial," ujar Yamin.
Yamin juga mengimbau masyarakat mewaspadai keberadaan pohon besar yang sudah tua dan lapuk di sekitar rumah, sebab berisiko tumbang menimpa rumah akibat tertiup angin kencang.
Warga disarankan menebang pohon tersebut atau melapor ke BPBD apabila membutuhkan bantuan untuk proses evakuasi pohon rawan tumbang di lingkungan warga.
"Masyarakat harus lebih peduli terhadap antisipasi risiko bencana di lingkungan sekitarnya, sementara kami (BPBD) sifatnya melakukan upaya mitigasi sekaligus menangani jika terjadi suatu bencana," demikian Yamin.
Senada, Sekretaris BPBD Kabupaten Bintan Agus Ariyadi menyampaikan bahwa cuaca ekstrem berupa angin kencang pada anggal 1 September 2025 memicu kerusakan belasan rumah warga di lima kecamatan.
Tak ada korban jiwa dalam insiden itu, namun kerusakan rumah warga cukup parah. Total ada 12 KK dan 35 jiwa yang terdampak.
"Dinas terkait sedang menghitung nilai kerusakan rumah warga, termasuk menyalurkan bantuan logistik untuk para korban," ujar Adi.
Adi berharap warga di Bintan yang notabene tinggal di kawasan pesisir itu harus lebih waspada dan membangun kesiapsiagaan bencana, dengan terus mengakses informasi atau imbauan dari BMKG terkait prediksi cuaca yang akan terjadi.
"Seluruh petugas BPBD Bintan, baik TRC maupun pemadam selalu siaga, karena cuaca ekstrem ini jadi perhatian serius Bupati Roby Kurniawan," kata Adi.

Komentar