BPS catat IPM Kepri 2025 naik status dari tinggi jadi sangat tinggi

id BPS, indeks pembangunan manusi 2025, ipm kepri sangat tinggi

BPS catat IPM Kepri 2025 naik status dari tinggi jadi sangat tinggi

Kepala Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau (BPS Kepri) Margaretha Ari Anggorowati. ANTARA/Ogen

Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau (BPS Kepri) Margaretha Ari Anggorowati mengatakan capaian indeks pembangunan manusia (IPM) 2025 di provinsi itu naik status dari tinggi jadi sangat tinggi.

Margaretha menyebut IPM Kepri 2025 meningkat 0,64 poin atau 0,80 persen dibandingkan 2024, yaitu dari 79,89 menjadi 80,53.

"Dengan capaian IPM tersebut, capaian pembangunan manusia Kepri 2025 berubah status menjadi sangat tinggi," kata Margaretha dihubungi di Tanjungpinang, Sabtu.

Baca juga: Kejari Natuna dan pers kolaborasi menjaga situasi kondusif daerah

Dari data BPS, IPM Kepri 2025 berada di peringkat tertinggi ketiga nasional setelah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di peringkat kedua dengan capaian IPM 82,48, lalu DKI Jakarta di peringkat pertama dengan capaian IPM 85,05. Sementara IPM nasional 2025 mencapai 75,90.

Margaretha menjelaskan peningkatan IPM Kepri 2025 didukung oleh peningkatan ketiga dimensi penyusunnya, di antaranya dimensi umur panjang dan hidup sehat yang diukur melalui umur harapan hidup (UHH) saat lahir, sebesar 75,46. Artinya, bayi yang lahir pada tahun 2025 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 75,46 tahun, lebih lama 0,34 tahun atau mengalami kenaikan 0,45 persen dibandingkan dengan bayi yang lahir pada 2024.

Kemudian, dimensi pengetahuan yang diukur melalui harapan lama sekolah (HLS) di Kepri sebesar 13,28, artinya penduduk berusia tujuh tahun ke atas pada 2025 memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 13,28 tahun atau hampir setara dengan lamanya waktu untuk
menamatkan pendidikan hingga kuliah tahun pertama.

Baca juga: UMKM olahan laut, wajah baru ekonomi biru Kepri

Angka tersebut meningkat 0,01 tahun atau tumbuh 0,08 persen dibandingkan 2024.

Selain itu, rata-rata lama sekolah (RLS) di Kepri sebesar 10,72, artinya jumlah tahun belajar penduduk usia 25 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal sebesar 10,72 tahun atau sebanding dengan SMA/sederajat di kelas X sampai kelas XI.

"RLS ini meningkat 0,22 tahun atau tumbuh 2,10 persen dibandingkan tahun 2024," ungkapnya.

Selanjutnya, dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun di Kepri 2025 sebesar Rp15.881.000, atau meningkat Rp308.000 (1,98 persen) dibandingkan 2024.

Margaretha menambahkan, pada 2025, dua dari tujuh kabupaten/kota di Kepri mencapai status pembangunan manusia sangat tinggi, yaitu Kota Batam dengan capaian IPM 83,80, dan Kota Tanjungpinang dengan capaian IPM 82,02.

Baca juga: Kepri alokasikan Rp3 miliar pada 2026 untuk pelatihan vokasi

Sementara lima kabupaten/kota lainnya, mencapai status pembangunan manusia tinggi, meliputi Kabupaten Natuna dengan capaian IPM 78,94, lalu Kabupaten Bintan 78,65.

Disusul Kabupaten Karimun 76,08, Kabupaten Kepulauan Anambas 74,07, dan Kabupaten Lingga dengan capaian IPM 73,82.

"Dalam kurun waktu 2020-2025, terjadi peningkatan status pembangunan manusia dari tinggi ke sangat tinggi yang dialami Kota Tanjungpinang, yaitu sejak 2022," demikian Margaretha.

Pewarta :
Editor: Laily Rahmawaty
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE