Batam (Antara Kepri) - Warga Kecamatan Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau, mengeluhkan kinerja PT ATB yang menghentikan pasokan air bersih sejak Sabtu hingga Minggu.
"ATB (PT Adhya Tirta Batam) berjanji 'rationing' hanya 24 jam, yaitu Sabtu saja. Seharusnya Minggu pukul 00.00 WIB air sudah mengalir lagi, nyatanya sampai Minggu sore belum juga menyala," kata warga Tiban Aulia di Batam.
Perusahaan pemegang hak kelola air bersih di Batam, ATB memberlakukan pembatasan distribusi air bersih khusus di Kecamatan Sekupang. Sejak September, air tidak mengalir setiap Rabu dan Sabtu selama 24 jam.
Aulia mengatakan memahami kekeringan yang dialami Batam sehingga ATB harus membatasi distribusi air bersih. Namun, seharusnya ATB menepati janji.
"Kalau komitmennya mati setiap Rabu dan Sabtu, ya, sudah kami terima, tapi jangan berlarut-larut," kata dia.
Senada dengan Aulia, warga Tiban lainnya, Gino, menyatakan seharusnya ATB cermat dalam memperhitungkan pengaliran air bersih. Jangan sampai diskriminasi dengan sebagian wilayah Batam saja.
Karena kebijakan pengaturan aliran air bersih hanya berlaku untuk wilayah Sekupang.
"Batam Kota dan wilayah lain tidak pernah mati, ini tidak adil, mendiskriminasi wilayah tertentu. Kami ini sama-sama warga Batam, sama-sama berlangganan ATB, sebagaimana perintah pemerintah, karena dilarang membuat sumur sendiri," kata dia.
Seharusnya, kata dia, ATB membuat koneksi pipa menyeluruh ke seluruh Batam dari semua waduknya.
"Kalau ATB tidak mampu, pemerintah, DPRD dan BP Batam harus berani memberikan hukuman dan tidak memperpanjang konsensi," kata dia.
Sementara itu, Humas ATB Batam, Iksa menyatakan penghentian distribusi air terpaksa berlanjut karena terkendala listrik.
"Kena mati lampu (listrik) di WTP (tempat pegolahan air)," jawab Iksa dalam pesan singkatnya. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar