Batam (Antara Kepri) - Pelataran pulau tujuan wisata Pulau Belakangpadang Kota Batam Kepulauan Riau dipenuhi sampah mulai dari bibir pelantar di pelabuhan hingga ke sekitar pasar rakyat dan lapangan Lang Lang Laut.
Sekretaris Camat Belakangpadang Wagiman di Batam, Sabtu, mengakui kesulitan mengangkut sampah berserakan di pinggir pulau yang berseberangan dengan Singapura itu.
"Kami tidak ada kapal untuk menyisir sampah. Kapal yang ada rusak," kata Wagiman.
Sampah yang umumnya berupa plastik terlihat menumpuk hingga membentuk gundukan bersama kayu-kayu lapuk di ujung pasar.
Tumpukan bahkan terlihat saat air pasang.
Seorang pengunjung Margareta menyayangkan tumpukan sampah di pulau yang menjadi tujuan pariwisata lokal dan internasional itu.
"Sampah seolah-olah menyambut pengunjung yang baru tiba di pulau. Kesan penyambutan sangat negatif," kata Margareta.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Dendi Purnomo menyatakan pemerintah menyerahkan pengelolaan sampah di Pulau Belakangpadang kepada pihak kecamatan.
"Kecamatan Belakangpadang sudah mandiri. Mereka yang mengelola sampah, kami hanya memberikan pendampingan teknis," kata Dendi.
Camat Belakangpadang memiliki petugas sampah sendiri, berikut dengan peralatan angkut sampah.
Pulau itu juga sudah dilengkapi dengan Tempat Pembuangan Akhir yang berada di tengah pulau, sehingga setiap sampah yang terkumpul tidak perlu dibawa ke pulau utama.
Mengenai kekurangan kapal angkut sampah, Dendi mengatakan bisa diajukan oleh Camat dalam Musrembang untuk dianggarkan, karena pemerintah sangat peduli dengan masalah kebersihan.
"Camat yang harus mengajukan, bukan kami, karena sampah dikelola penuh oleh Camat," kata Dendi.
Menurut Dendi, sampah menumpuk di sekitar pulau karena kebiasaan masyarakat membuang limbah langsung ke laut.
Apalagi, lokasi pelabuhan Belakapangpadang berdekatan dengan pasar rakyat.(Antara)
Editor: Dedi
Sampah Berserakan Sambut Pengunjung Pulau Wisata Belakangpadang
Kami tidak ada kapal untuk menyisir sampah. Kapal yang ada rusak
Komentar