Anggaran Pembangunan Pelabuhan Malarko Karimun Dihitung Ulang

id Anggaran,Pembangunan,Pelabuhan,Malarko,Karimun,Dihitung,Ulang

Malarko sedang dikaji ulang. Malarko sedang dilakukan penghitungan kembali. Kemarin tim dari Kementerian Perhubungan sudah turun
Karimun (Antara Kepri) - Bupati Karimun, Kepulauan Riau, Aunur Rafiq mengatakan anggaran untuk melanjutkan pembangunan Pelabuhan Petikemas Malarko di Desa Pongkar, Kecamatan Tebing, dihitung ulang.

"Malarko sedang dikaji ulang. Malarko sedang dilakukan penghitungan kembali. Kemarin tim dari Kementerian Perhubungan sudah turun," kata Aunur Rafiq di Tanjung Balai Karimun, Senin.

Menurut Aunur Rafiq, berdasarkan penghitungan kembali tim Kementerian Perhubungan, biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelabuhan tersebut tidak sampai Rp250 miliar melainkan hanya Rp125 miliar.

"Ternyata mereka bisa ngitung Rp130 miliar (Rp125 miliar-red) sudah cukup selesai," katanya.

Bupati mengatakan, pembangunan sarana prasarana di sekitar kawasan pelabuhan tersebut juga masih dalam tahap pengerjaan, termasuk juga pembebasan lahan seluas setengah hektare untuk pembangunan perkantoran di kawasan pelabuhan tersebut.

Keseriusan pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur berupa Pelabuhan Petikemas Malarko, juga telah dibuktikan dengan kucuran dana yang ditransfer ke kas daerah sebesar Rp60 miliar.

"Sudah masuk sekitar Rp60 miliar dulu dan sudah tahap pengerjaan," katanya.

Rafiq sangat optimistis jika tahapan pengerjaan pelabuhan tersebut akan rampung pada 2018.

Sementara itu, Kepala Bidang Kepelabuhanan dan Kebandarudaraan Dinas Perhubungan Kabupaten Karimun Erly Sandhya Suputra saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, pelabuhan tersebut dibangun selama beberapa tahun anggaran, sejak 2008 silam yang menggunakan dana dari APBN mencapai ratusan miliar rupiah.

Dimana, pada 2008 pembangunan di pelabuhan tersebut dimulai dari pembangunan fasilitas yang menghabiskan dana sebesar Rp27,8 miliar,  pada 2009 pemerintah kembali mengucurkan dana sebesar Rp19,7 miliar untuk pengerjaan trestel (jalan/akses yang dibangun dari dermaga memuju darat)  dengan ukuran 220X9 meter persegi, dimana dalam pembangunan ini dibagi menjadi beberapa tahap.

Pada 2010, pemerintah kembali menggelontorkan dana sebesar Rp20 milliar untuk tahap keempat, disusul kucuran dana sebesar Rp34 miliar untuk tahap lima pada 2011.

Selanjutnya pada 2012, pembangunan trestel 162X9 meter persegi dan pembangunan talib sepanjang 123 meter menghabiskan dana sebesar Rp49,1 miliar.

"Untuk 2013, pembangunan trestel dan tiang pancang baja menghabiskan dana sebesar Rp99 miliar. Total dana yang telah digunakan sebesar Rp249,6 miliar," kata Erly Sandhya Suputra.

Ia mengatakan untuk merampungkan pembangunan pelabuhan tersebut dibutuhkan dana yang tidak sedikit setidaknya Rp130 miliar. Dimana jika pelabuhan tersebut selesai, maka ekspektasi kedepannya kapal ukuran 10.000 GT akan mampu bersandar di pelabuhan tersebut.

"Seperti Kapal Kelud dan Kapal Sinabung," katanya.

Terkait dana sebesar Rp130 miliar yang dibutuhkan untuk merampungkan seluruh perencanaan pembangunan pelabuhan tersebut, dia mengatakan, "Mungkin maksud Bapak Bupati ialah anggaran yang tersedia saat ini,".

Ia menjelaskan saat ini pembangunan yang masih berlangsung di kawasan tersebut ialah pembebasan lahan 415X40 meter dari jalan utama Pongkar menuju jalan area pelabuhan.

Sementara untuk lahan darat yang dibutuhkan ialah seluas 6.000 meter persegi dimana berbagai macam bangunan akan dibangun di atas luas lahan tersebut, seperti kantor, lahan parkir untuk truk, lahan parkir kantor, gudang kargo, dan lapangan penumpukan.

"Untuk pembebasan lahan jalan sudah dibebaskan," ujarnya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE