Legislator Demokrat masuk Nasdem bukan untuk berkhianat

id Demokrat,caleg,nasdem,syarifah,kepri

Legislator Demokrat masuk Nasdem bukan untuk berkhianat

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Saya mencoba meraih keberuntungan di tempat lain saja. Saya rasa ini lebih membuat saya dapat bergerak leluasa
Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Anggota Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Kepulauan Riau Syarifah Elvizanah menegaskan dirinya mencalonkan diri   dari Partai Nasdem bukan untuk berkhianat, melainkan menangkap peluang pada Pemilu 2019.
    
"Sedikit pun saya tidak memiliki niat untuk mengkhianati partai yang membesarkan saya. Saya sadar, sudah berpikir panjang, dan memutuskan menangkap peluang yang terbuka pada Partai Nasdem," ucap Syarifah di Tanjungpinang, Jumat.
    
Syarifah juga tidak akan pernah melupakan jasa pengurus Partai Demokrat di pusat maupun di Kepri yang sudah memperjuangkannya hingga dapat duduk sebagai anggota DPRD Kepri.
    
Hijrah ke Partai Nasdem, kata dia bukan karena khawatir atau takut menghadapi Deby, istri dari Bupati Bintan Apri Sujadi yang terdaftar sebagai bakal caleg Kepri dapil Bintan-Lingga. Sebaliknya, perpindahan itu untuk menghindari konflik kepentingan di internal partai.
    
Lagi pula, kata dia kemungkinan sulit untuk dua politisi perempuan dari partai yang sama untuk mendapatkan dua kursi.
   
"Saya mencoba meraih keberuntungan di tempat lain saja. Saya rasa ini lebih membuat saya dapat bergerak leluasa," ucapnya, yang juga mantan Ketua DPC Partai Demokrat Lingga.
    
Di internal Partai Nasdem, Syarifah ditempatkan sebagai bakal caleg Kepri nomor urut 5, akan berhadapan dengan Khazalik, politisi senior, yang pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Bintan. Saat ini Khazalik menjabat sebagai Ketua Partai Nasdem Bintan, dan terdaftar sebagai bakal caleg Kepri nomor urut 1 daerah pemilihan Bintan-Lingga.
     
"Mudah-mudahan minimal dapat dua kursi," katanya.
    
Sekretaris DPW Partai Demokrat Kepri, Husnizar Hood, tidak merasa kaget Syarifah pindah ke Partai Nasdem. Pengurus Partai Demokrat sudah lama mengendus Syarifah dan Afrizal masuk ke Partai Nasdem.
    
Syarifah dan Afrizal termakan bujuk rayu pengurus Partai Nasdem di Kepri.
    
"Kami sudah berupaya merangkulnya, tetapi gagal. Kami sempat minta mereka untuk mempertimbangkannya kembali, namun mereka tetap mengajukan surat pengunduran diri," kata Husnizar, yang juga bakal caleg DPR RI daerah pemilihan Kepri.
    
Syarifah, menurut dia termakan bujuk rayu lantaran juga khawatir dibayang-bayangi oleh Deby, istri dari Bupati Bintan Apri Sujadi yang terdaftar sebagai bakal caleg Kepri daerah pemilihab Bintan-Lingga. Sementara kondisi sekarang, Syarifah hanya ditempatkan nomor urut 5 sebagai bakal caleg Kepri dapil Bintan-Lingga.
    
Di internal Nasdem, Syahrifah harus berhadapan dengan Khazalik, mantan Wakil Bupati Bintan. Khazalik yang juga Ketua Partai Nasdem Bintan berada pada nomor urut 1, diperkuat dengan istrinya yang mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Bintan dapil Bintan Pesisir.
    
"Apakah menguntungkan pindah ke Nasdem? Kalau tidak menguntungkan untuk apa pindah," katanya.
    
Sementara Afrizal, kata dia memiliki hubungan yang dekat dengan Wali Kota Batam, Rudi. Kedekatan Afrizal dan Rudi terjadi sejak Rudi masih menjabat sebagai Ketua Demokrat Batau atau sebelum pindah ke Nasdem.
    
Meski demikian, Demokrat juga kedatangan kader Nasdem, Susi Susilawati. Susi yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kepri dari Partai Nasdem terdaftar sebagai bakal calon DPR dapil Kepri yang diusung Partai Demokrat.
   
Terkait perpindahan anggota DPRD Kepri dari Demokrat, Wan Norman Edi ke PKS, Husnizar mengakui Wan Norman tidak didaftarkan sebagai bakal caleg Kepri untuk dapil Natuna-Anambas. Alasannya, pengurus DPC Demokrat Natuna dan Anambas tidak menginginkan Wan Norman.
    
Wan Norman dinilai tidak memberi kontribusi kepada partai. Wan Norman juga tidak terlalu mendapatkan suara atau dukungan dari Natuna dan Anambas pada Pemilu 2014.
    
Wan Normal menjabat sebagai anggota DPRD Kepri karena menggantikan anggota Fraksi Demokrat yang terjerat kasus hukum.
    
"Saya dua kali menjaring aspirasi ke Natuna-Anambas. Hasilnya, pengurus di sana menginginkan orang lain yang dicalonkan," ujarnya.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE