Program puskesmas terapung di Kepri tidak efektif

id Puskesmas terapung

Program puskesmas terapung di Kepri tidak efektif

Ilustrasi (ANTARA News)

Menurut dia, cara efektif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yakni memperbanyak dokter keluarga.
Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Program Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Terapung di Provinsi Kepulauan Riau berjalan tidak efektif, karena terkendala persoalan nonteknis.

Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau (Dinkes Kepri), Tjetjep Yudiana yang dihubungi dari Tanjungpinang, Rabu, mengatakan biaya operasional untuk melaksanakan program Puskesmas Terapung terlalu tinggi sehingga tidak dapat dilaksanakan setiap hari.

"Dalam sepekan dibutuhkan lebih dari 4 drum bahan bakar. Semakin tinggi intensitas kapal, semakin banyak pula bahan bakar yang dibutuhkan," jelasnya.

Selain persoalan bahan bakar, lanjutnya rute yang telah ditetapkan tim medis juga terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan warga yang tidak terduga.

Contohnya, ketika Puskesmas Terapung ke pulau A, ternyata di pulau B ada warga yang sakit. Warga yang membutuhkan bantuan cepat tersebut terpaksa harus menunggu lama karena kapal harus mengubah haluan.

"Nakhoda kapal tentunya bukan dokter. Kalau nakhoda kapal sakit, dokter juga tidak dapat bekerja," ucapnya.

Tjejep mengemukakan program Puskesmas Terapung sampai sekarang masih berjalan, namun tidak optimal, disesuaikan dengan kemampuan anggaran pemerintah kabupaten dan kota. Program yang dilaksanakan sekitar 8 tahun lalu itu akan dievaluasi apakah tetap dilaksanakan atau dihentikan.

Menurut dia, cara efektif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yakni memperbanyak dokter keluarga.

Dokter keluarga dan tim kesehatan bertugas menyosialisasikan bagaimana pola hidup sehat, mencegah dan mengobati penyakit.

Cara ini sejak beberapa tahun dilaksanakan, dan mendapat sambutan baik dari masyarakat, terutama yang tinggal di pulau-pulau.

Anggaran daerah yang digunakan untuk melaksanakan program dokter keluarga ini, jauh lebih kecil dibanding Puskesmas Terapung.

Sebagai contoh, kata dia kalau Puskesmas Terapung membutuhkan anggaran Rp10 juta/hari, sementara untuk dokter keluarga dapat digunakan selama sebulan.

"Ini upaya jemput bola ke rumah warga sehingga lebih efektif, terutama di pulau-pulau," ucapnya. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE