65 orang ikuti karantina di Pulau Serasan

id Natuna, Serasan, karantina covid 19, observasi covod 19, karantina terpadu, satgas covid 19, natuna

65 orang ikuti karantina di Pulau Serasan

Suasana tempat karantina dan observasi para warga di SMA Negeri 1 Serasan, Pulau Serasan, Natuna, Kepri, Kamis (23/4). (HO/Antara Kepri/ Cherman)

Natuna (ANTARA) - Sebanyak 65 orang warga  yang pulang kampung ke Pulau Serasan, Kabupaten Natuna,Kepri, menjalani masa karantina selama 14 hari di gedung SMAN I Serasan.

Pemerintah daerah baik Kecamatan Serasan dan Serasan Timur telah bersepakat untuk mengkarantina warga, pelajar  dan mahasiswa yang pulang ke daerah itu selama dua pekan.

"Dari setiap kejadian pasti akan ada hikmahnya, begitu juga dengan kegiatan karantina ini," kata Hailani salah seorang warga yang juga ikut diobservasi, Jumat.

Ia juga mengatakan bahwa mereka diperlakukan dengan baik oleh para petugas dan relawan setempat.

"Kami tidak diperlakukan sebagai pesakit, kami tidak diperlakukan sebagai tahanan, tetapi kami lebih diberi pemahaman tentang pola hidup bersih dan sehat," ungkapnya.

Hailani, sejak Selasa (21/4) bersama 64 orang lainnya mengikuti karantina terpadu di Gedung SMA Negeri 1 Serasan. Mereka terdiri dari 33 laki-laki dan 31 orang wanita.

Ia juga menyampaikan, lokasi karantina tersedia 10 ruangan untuk peserta karantina dengan fasilitas yang disediakan untuk mereka selama menjalankan observasi.

"Seperti alas tidur, kipas angin, dispenser,  sapu, pengepel lantai, diluar ada tempat cuci tangan dan sabun di setiap depan ruangan, wc, mushola," ujarnya.

Selama menjalankan observasi, Ia bersama rekannya mendapatkan pelayanan kesehatan dengan pengecekan kesehatan 2 kali setiap hari.

"Diberi makanan pada saat sebelum puasa (Pagi, Siang dan Malam). Sering ada petugas yang selalu mengontrol tentang kebutuhan di dalam tempat karantina," tambahnya.

Pada pagi hari pertama puasa hari ini, diceritakannya tidak lagi ada olah raga bersama seperti biasa. Demi memutus rantai penyebaran COVID -19 Ia bersedia dan ikhlas menjalankan observasi tersebut.

"Dari itu saya sangat setuju dan mendukung sekali kegiatan karantina terpadu ini," kata Hailani. 

Untuk kendala dan keluhan Ia juga tidak menapikan hal tersebut, namun jika semua pihak saling memahami maka akan tetap bisa berjalan baik, tambahnya.

"Sebagai manusia tentu saja selalu menilai kerja orang lain kurang sempurna, tetapi disini saya coba menyampaikan apa adanya saja, kurangnya fasilitas d dalam ruangan seperti tidak semua penghuni mendapatkan fasilitas tempat tidur atau kasur yang sama, karena itu dari pihak desa masing-masing, ada juga yang harus bawa sendiri dari rumah," kata Hailani.

Selain itu, tidak disediakan suplemen atau multivitamin oleh Gugus Tugas Kecamatan, "Tapi hal ini sudah diusulkan kepada pihak satgas pada hari Kamis kemarin," kata Hailani.

Karena itu Ia berharap harus ada kegiatan evaluasi setiap hari agar kegiatan karantina berjalan sesuai harapan dan menjadi lebih baik lagi.

"Kita sangat memaklumi dengan segala kekurangan, karena kegiatan ini segalanya mendadak," ujarnya.

Sementara, Kecamatan Serasan Timur juga telah mempersiapkan tempat karantina sejak pertengahan April lalu (17/4) di SMP Negeri 1 Serasan Timur.

Saat ini jumlah peserta karantina yang mengikuti observasi sebanyak 21 orang. 9 orang mahasiswa dari Pontianak dan selebihnya penumpang KM Bukit Raya dari Tanjungpinang dan Ranai.

"Tujuh laki-laki dan 13 wanita, untuk penumpang Bukit Raya mereka observasi terakhir nanti hari Minggu," kata Camat Serasan Timur, Efendi.

Selain itu, Ia juga mengatakan ada  4 ruangan telah disediakan bagi para peserta karantina, dengan menugaskan tenaga medis sebanyak 4 orang yang terdiri dari 2 dokter dan 2 tenaga kesehatan.

"Setiap hari, rata-rata ada tujuh orang dalam satu jadwal untuk lakukan piket. Terdiri dari unsur pemerintah kecamatan, desa, TNI, Polri, Pukesmas dan dibantu Relawan" kata Efendi.

Sama halnya dengan tempat observasi di Serasan, Serasan Timur juga memberikan pelayanan kesehatan dan konsumsi serta wifi dan kipas angin.

"Karena itu di sekolah SMP, jadi ada fasilitas internet," pungkasnya.

Sumber dana untuk kebutuhan para peserta karantina dalam menjalankan observasi bersumber dari sumbangan warga juga dari alokasi dana pihak kecamatan setempat.

"Dana kecamatan dan dari desa, karena karantinanya dibuat satu tempat," ujar Camat.

Karena itu, Ia mengingatkan ini adalah tugas berat dalam suasana bulan puasa, semoga mendapatkan perhatian dan dukungan dari semua pihak.

"Untuk sementara, kendala masalah dana kurang memadai dan keluhan juga pada minimnya sarana prasarana," ungkapnya.

Menyikapi hal tersebut, Ia berharap semoga pandemi COVID-19 cepat berlalu, dan dengan harapan seluruh masyarakat dapat membantu dalam menangani masalah ini. 

"Segala kekurangan akan dapat kita hadapi bersama dengan bekerjasama dan mendapat uluran bantuan dari pemerintah," kata Efendi.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE