Jelang lebaran harga daging sapi di Tanjungpinang stabil

id Harga daging,sapi segar, Tanjungpinang, stabil,jelang lebaran

Jelang lebaran harga daging sapi  di Tanjungpinang stabil

Pedagang daging sapi di Pasar Baru Tanjungpinang, Andika (Nikolas Panama)

Tanjungpinang (ANTARA) - Harga daging sapi segar yang dijual pedagang di sejumlah pasar di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau relatif stabil jelang Idul Fitri 1441 Hijriah.

Pemilik Kios Kastha, Andika, di Pasar Baru Tanjungpinang, Minggu, menjual daging sapi segar Rp140.000/kg, belum mengalami kenaikan hingga H-4 lebaran.

Ia berencana menaikkan harga daging sapi sebesar Rp10.000 untuk setiap kilogram. Kenaikan harga daging sapi tersebut merupakan batas tertinggi sesuai dengan anjuran pemerintah.

"Kami ikuti anjuran tersebut, namun kondisi daging sapi yang dijual tidak bersih," katanya.

Ia mengatakan persediaan daging sapi untuk lebaran mencukupi. Kiosnya akan menjual daging sapi segar dari 46 ekor sapi.

"Mulanya kami order 50 sapi, tetapi mati empat ekor," ucapnya.

Andika berharap pemerintah daerah memperhatikan pedagang daging sapi. Kondisi pedagang daging sapi sangat sulit di masa pandemi COVID-19.

Satu ekor sapi hanya dapat dijual 70-80 persen baru memperoleh keuntungan. Sementara yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir hanya terjual 45-50 persen sehingga tidak memperoleh keuntungan.

Akibatnya, Andika terpaksa merumahkan dua karyawannya di Pasar Baru Tanjungpinang. Setiap hari ia hanya mampu menjual 2 ekor sapi dengan resiko yang berat.

Hari ini, contohnya, ia terpaksa membuang babat seberat 20 kg, dan usus 16 kg.

Harga tulang sapi yang dijual siang hari terpaksa diturunkan 50 persen dari Rp80.000/kg menjadi Rp40.000. Namun permintaan tetap tidak meningkat sehingga terpaksa dibuang besok pagi jika tidak laku.

Kondisi itu disebabkan banyak pedagang makanan siap saji tutup akibat pandemi COVID-19.

"Satu ekor sapi itu beratnya 600-800 kg, tidak semuanya terjual. Kalau banyak yang terbuang seperti babat dan usus, tentu ini merugikan kami," tuturnya.

Andika mengatakan pedagang sapi segar di Tanjungpinang hanya dua pengusaha yakni keluarganya dan Sawir. Semestinya pemerintah tidak sulit mengaturnya jika ingin pedagang tetap bertahan.

Solusi yang ditawarkan yakni pemerintah mensubsidi setiap daging yang dijual pedagang sehingga tidak tersisa, dan masyarakat terbantu.

"Namun solusi yang ditawarkan itu tidak direalisasikan," ujarnya.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE