Batam (ANTARA) - Satuan tugas (Satgas) Pangan Polda Kepri menemukan indikasi kenaikan harga daging beku baik jenis sapi maupun ayam di daerah tersebut khusus Kota Batam dikarenakan stok yang berkurang.
Kasubdit I Industri dan Perdagangan (Indag) Ditreskrimsus Polda Kepri AKBP Ruslaeni mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Disperindag dan distributor daging terkait kenaikan harga daging beku.
“Hasil koordinasi dengan para distributor, daging beku terakhir masuk ke Batam itu satu bulan lalu. Sampai saat ini belum ada pengiriman baru,” kata Ruslaeni dikonfirmasi di Batam, Kamis.
Perwira menengah Polri itu menyebut Batam menjadi sentral utama distribusi daging beku untuk wilayah Kepulauan Riau (Kepri). Sehingga dengan terganggunya pasokan daging beku ke Batam, berdampak langsung ke seluruh daerah di wilayah tersebut.
Baca juga: Gubernur Kepri: Koperasi desa Kuala Sempang jadi percontohan KDMP nasional
“Karena pintu masuk distribusi daging beku untuk wilayah Kepri melalui Batam, sehingga kondisi ini tidak hanya berdampak di Batam, tetapi juga menyebar ke kabupaten/kota lainnya,” ujarnya.
Ruslaeni yang juga Kepala Satgas Pangan Polda Kepri menyebut penyebab kenaikan harga daging beku saat ini selain karena keterlambatan pengiriman, juga meningkatnya permintaan dari masyarakat, sehingga menurunkan jumlah pasokan.
Dikatakannya, dalam kondisi normal, kebutuhan pasar dapat diimbangi oleh pasokan dari distributor. Namun, dalam sebulan terakhir, stok lama yang tersisa semakin berkurang jumlahnya.
“Hasil pengecekan langsung di lapangan menunjukkan stok daging beku makin menipis dan harga di tingkat pengecer sudah mulai naik,” kata Ruslaeni.
Menurut dia, distribusi daging bek ke Batam dilakukan dengan penghitungan kuota berdasarkan permintaan pasar. Namun, belum masuknya pengiriman pasokan baru, distribusi kepada pengecer menjadi terbatas.
Baca juga: BKKBN Kepri gelar rakorda fokus bahas program quick wins dan penurunan stunting
“Biasanya distributor mengatur kuota untuk beberapa bulan ke depan. Namun tanpa pengiriman baru, distribusi ke pasar jadi tersendat. Inilah yang jadi penyebab utama kenaikan harga daging beku di Batam,” katanya.
Apa yang menyebabkan distribusi daging beku terlambat masuk ke Batam, Ruslaeni mengatakan perlu ditanyakan kepada Bea Cukai.
ANTARA telah menghubungi Kepala Kantor Bea Cukai Batam Zaky Firmansyah melalui pesan instans WhatApps terkait kendala pengiriman daging beku tersebut. Namun, hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan.
Sementara itu, pantauan di pasaran harga daging beku baik jenis sapi maupun ayam naik dari biasanya, terutama di swalayan, untuk jeroan ayam yang berasal dari ayam beku, dijual dengan harga lebih mahal dari biasanya. Seperti ceker dan hati-ampela dengan berat 250 gram biasanya tidak lebih dari Rp10 ribu, kini dijual di atas Rp10 ribuan.
Sedangkan untuk harga daging sepi beku beberapa pekan terakhir juga melonjak di harga Rp130 ribu per kilogramnya.
Ruslaeni menambahkan Satgas Pangan terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan distributor untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga yang lebih tinggi. Dan mengingatkan pelaku usaha agar tidak memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan yang lebih tinggi.
Baca juga:
BP Batam perkuat perlindungan investasi dan berkomitmen lawan premanisme
Batam alokasikan anggaran Rp27 miliar untuk premi asuransi kesehatan warga
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas Pangan sebut kenaikan harga daging beku karena stok berkurang
Komentar