Legislator Batam tolak rencana Pemprov Kepri buka kembali sekolah

id new normal batam,corona batam,korona batam,sekolah batam dibuka

Legislator Batam tolak rencana Pemprov Kepri buka kembali sekolah

Plt Gubernur Kepri Isdianto memberi penjelasan dalam rapat bersama tokoh masyarakat dan pelaku usaha di Batam, Rabu. (Naim)

Batam (ANTARA) - Sejumlah legislator di Kota Batam menolak rencana Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk membuka kembali sekolah mulai 2 Juni 2020, seiring dengan pemberlakuan normal baru di provinsi itu.

"Anak-anak jelas-jelas tidak akan bisa jaga jarak. Enggak mungkin bisa pisah," kata anggota DPRD Kota Batam Siti Nurlailah dalam rapat bersama Wali Kota Batam di Batam, Rabu.

Ia menyatakan sepakat dengan rencana pembukaan rumah ibadan dan lainnya, namun tidak untuk pembukaan sekolah.

Hal senada dikatakan anggota DPRD Kota Batam lainnya, Hendra Asman yang juga menyatakan anak sekolah butuh waktu lebih lama lagi untuk belajar dari rumah.

"Saya minta agar mempertimbangkan kembali masa sekolah untuk anak-anak. Untuk anak-anak, belum saatnya uji coba tanggal 2 Juni ini," kata dia.

Wali Kota Batam Muhammad Rudi pun tidak sepakat dengan rencana pembukaan sekolah mulai 2 Juni 2020.

Menurut dia, sulit untuk meminta agar anak-anak menjaga jarak satu sama lain. Apalagi untuk anak-anak usia sekolah dasar yang masih senang bermain.

"Kalau waktu belajar iya. Tapi waktu bermainnya (istirahat sekolah) itu," kata dia.

Ia menegaskan akan meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam memberikan argumen dalam rapat bersama kepala dinas tingkat provinsi.

Batam berharap seluruh kabupaten kota di Kepri dapat menyepakati waktu yang tepat untuk sekolah anak di tiap tingkatan. Meski untuk PAUD, SD dan SMP merupakan kebijakan pemda tingkat II.

"Maunya se-Kepri ikuti, tapi isinya sesuai dengan kebutuhan daerah," kata dia.

Sementara itu, Plt Gubernur Kepri Isdianto menyatakan, rencananya anak-anak mulai belajar di sekolah pada 2 Juni 2020, namun kebijakan itu belum ditetapkan, karena masih akan dibahas.

Rencananya, belajar di sekolah tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Dibagi zona kelas. Jika 1 kelas isinya 40 anak, maka 20 orang pagi dan 20 siang, akan dilanjutkan," kata dia.

Menurut dia, anak-anak merasa jenuh karena berada di rumah setiap hari.

"Kalau anak-anak diperbolehkan, gunakan protokol kesehatan yang berlaku. Satu hingga dua hari ini akan keluar putusan," kata dia.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE