Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong riset budi daya teripang pasir untuk mencegah kepunahan karena saat ini komoditas tersebut lebih banyak bergantung kepada tangkapan di alam dibanding hasil budi daya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran pers di Jakarta, Senin, mengutarakan harapannya agar hasil penelitian dari balai riset, termasuk teripang pasir, dapat diimplementasikan di masyarakat untuk menggerakkan roda perekonomian guna kesejahteraan masyarakat.
Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti arahan Menteri tersebut. Sjarief berencana akan membuat instalasi-instalasi kecil di balai riset.
Ia mengemukakan, teripang merupakan biota laut yang termasuk ke dalam filum Echinodermata, yang juga kerap dikenal dengan istilah timun laut.
Seperti diketahui, teripang sejak lama telah dimanfaatkan oleh masyarakat Asia sebagai makanan dan obat tradisional karena memiliki kadar protein dengan kandungan lemak rendah, mengandung vitamin E yang dapat berperan sebagai antioksidan, serta mengandung mineral yang sangat penting dalam jumlah yang tinggi, terutama kalsium dan magnesium.
Selain itu, teripang pasir juga mengandung Omega-3, Omega-6, Omega-9, dan 16 jenis asam amino. Sampai saat ini, teripang yang diperdagangkan masih mengandalkan hasil tangkapan alam sedangkan hasil budi daya masih sangat terbatas.
Dalam dua dekade terakhir, kesulitan memperoleh teripang dari alam juga terjadi akibat penangkapan teripang yang berlebihan.
Peneliti Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol-Bali Sari Budi Moria Sembiring memaparkan berdasarkan data BPS bahwa volume ekspor produk teripang Indonesia pada Januari hingga Juli 2019 mencapai 780.803 kg, dengan nilai 8,762 juta dolar AS.
Menurut Sari, dengan nilai ekonomi dan kebutuhan pasar yang tinggi, khususnya pasar Asia, maka terjadi overfishing, sehingga perlu pengembangan budi daya, sebagaimana dilakukan penelitiannya di BBRBLPP.
Sebelumnya, Menteri Trenggono mengajak Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) berjuang bersama dalam memajukan serta mewujudkan sektor budi daya yang berkelanjutan.
"Mari kita bangun akuakultur Indonesia, sumbangsih MAI sangat dibutuhkan negeri ini," katanya.
Trenggono memaparkan bahwa MAI selalu bermitra dan bersinergi dengan KKP dalam membangun perikanan Indonesia, khususnya perikanan budi daya (akuakultur).
Berita Terkait
KKP beri dukungan pada 376 UPI UMKM di 12 provinsi Indonesia, termasuk Kepri
Sabtu, 20 April 2024 15:46 Wib
KKP umumkan lokasi hasil sedimentasi laut yang bisa dimanfaatkan, termasuk Natuna
Sabtu, 16 Maret 2024 6:05 Wib
KKP amankan kapal berbendera Malaysia di Selat Malaka
Rabu, 6 Maret 2024 7:19 Wib
Pemprov Kepri alokasikan lahan 270 hektare untuk budidaya tanaman cabai
Kamis, 29 Februari 2024 9:17 Wib
KPK dalami informasi perusahaan Jerman suap sejumlah pejabat di Indonesia
Rabu, 17 Januari 2024 9:04 Wib
Menteri KP resmikan dua kapal pengawas kelautan di Batam
Kamis, 28 Desember 2023 13:37 Wib
KKP Batam gelar simulasi penanganan radiasi bahan nuklir di Dermaga Batu Ampar
Kamis, 21 Desember 2023 17:01 Wib
Mengenal kampung budi daya perikanan berbasis koperasi di Bintan
Senin, 11 Desember 2023 7:22 Wib
Komentar