Batam (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) memastikan hingga kini belum ditemukan kasus hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di daerah setempat.
“Sejauh ini belum ada laporan temuan PMK," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri Rika Azmi di Batam Kepulauan Riau, Senin.
Meski begitu, ia mengatakan Pemprov Kepri tetap melakukan pemeriksaan ketat untuk hewan ternak yang masuk sebagai bentuk antisipasi penularan PMK.
Baca juga:
Warga banyak tinggal di pulau menjadi tantangan penanganan stunting di Kepri
Ketua PKK Natuna mengingatkan jajarannya agar berkontribusi pulihkan ekonomi
"Untuk pengiriman dari luar Kepri tetap harus dikarantina 14 hari dan harus tetap di-Polymerase Chain Reaction (PCR) dan sampai di pelabuhan setempat mengikuti aturan yang ada,” ujar dia.
Sedangkan untuk pasokan hewan ternak sapi di beberapa daerah di Kepri yang masih kekurangan, Rika menyebutkan bahwa masih tetap mengirim dari daerah surplus seperti Natuna, Anambas dan Bintan.
“Dari Anambas sudah ada yang masuk ke kota Tanjungpinang melalui kapal laut, dari Natuna juga akan ada pengiriman ke kota Tanjungpinang sebanyak lebih kurang 127 ekor,” katanya.
Sedangkan untuk kekurangannya, Pemprov Kepri sudah bisa mengambil hewan ternak sapi dari Lampung Tengah.
Baca juga:
Dua kasus baru COVID-19 muncul di Karimun
KKP segel 4,74 ton ikan makarel ilegal asal Tiongkok dan Malaysia
“Yang dari Lampung Tengah itu melalui keberangkatan langsung menggunakan kapal, tidak melalui Kuala Tungkal, Jambi, karena di sana masih zona merah,” ucapnya.
Diberitakan, untuk memenuhi kebutuhan hewan ternak sapi di beberapa wilayah Kepri, Pemprov Kepri akan dipasok melalui daerah yang masih surplus seperti Natuna, Anambas dan Bintan.