Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan jamaah haji  yang tiba di Tanah Air perlu menjalani observasi kesehatan guna mengantisipasi risiko COVID-19 dan penyakit lain
seperti meningitis, MERS dan penyakit pernapasan lainnya.

"Ini sebetulnya pola deteksi pascaibadah haji yang sebenarnya sudah lama dan sekarang semakin diperkuat," kata Dicky melalui aplikasi pesan yang diterima di Jakarta, Jumat,

Bagi mereka yang tidak memiliki gejala dan tidak memiliki anggota grup yang terbukti positif COVID-19, dia mengusulkan maka dapat dilakukan observasi sekitar enam jam sebelumnya akhirnya dapat pulang.

"Setidaknya kita bisa melihat karena BA.4 dan BA.5, misalnya sebagai contoh, memang memiliki masa inkubasi yang relatif singkat. Dalam satu hari bisa terjadi, ini artinya masa enam jam relatif memadai," katanya.

Namun, skenario yang berbeda perlu diterapkan jika jamaah haji yang pulang memperlihatkan gejala dan terdapat pasien positif COVID-19 dalam satu rombongan atau pesawat.

Apabila itu terjadi, maka dibutuhkan masa observasi yang lebih lama, terutama pada kelompok rawan, seperti individu yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Epidemiolog: Observasi jamaah haji untuk COVID-19 dan penyakit lain

Pewarta : Prisca Triferna Violleta
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025