Batam (ANTARA) - Pelabuhan Internasional Sekupang dua tahun lalu seperti kota mati. Pelabuhan yang biasa ramai disinggahi pendatang seketika sepi ketika pandemi melanda. Namun, keadaan itu kini mulai berbalik ketika pandemi mulai terkendali. Pelabuhan Sekupang mulai ramai dikunjungi wisatawan yang menandai mulai pulihnya sektor pariwisata Batam, Kepulauan Riau.

Pelabuhan Sekupang yang selama ini menjadi salah satu pintu masuk utama ke Batam menjadi indikator pulihnya sektor pariwisata. Sebagian besar pendatang melalui pelabuhan tersebut untuk masuk ke Kota Batam, karena durasi perjalanan yang lebih singkat dibanding pelabuhan lainnya.

Sebelum pandemi, Pelabuhan Sekupang menjadi pelabuhan yang cukup padat. Pelabuhan ini  melayani  26 trip keberangkatan dan 26 trip kedatangan kapal, dengan jumlah penumpang  sekitar tiga ribuan orang  per hari.  Bahkan, kunjungan wisman melalui Pelabuhan Internasional Sekupang bisa mencapai 60 ribu per bulan.

Kala itu, antrean pembelian tiket cukup panjang. Sebelum pandemi COVID-19, harga tiket kapal feri  pergi-pulang (PP) berkisar Rp350 ribu hingga Rp400 ribu. Kunjungan wisman ke Kepri  pada tahun 2019 mencapai 1.947.943.  

Pelabuhan Sekupang adalah pelabuhan nasional dan internasional yang berada di pantai barat Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pelabuhan ini menghubungkan Kota Batam dengan pelabuhan-pelabuhan di kepulauan sebelah barat, seperti Pelabuhan Tanjung Balai Karimun (Pulau Karimun), Tanjung Batu Karimun (Pulau Kundur) dan Pelabuhan Dumai (Pulau Burung), serta kepulauan di sebelah selatan seperti Pulau Bangka dan Belitung.

Dengan semakin meningkatnya kunjungan wisman ke Kepri termasuk ke Kota Batam dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah setempat mulai meningkatkan layanan di sejumlah fasilitas pendukung dan destinasi wisata agar bisa menjadi pilihan wisatawan.

Saat Pandemi

Ketika COVID-19 mulai mewabah di Kota Batam di awal tahun 2020, seluruh kegiatan masyarakat di ruang publik dibatasi. Suasana lalu-lintas kendaraan bermotor di ruas jalan utama yang biasanya ramai, berganti sepi dan lengang.

Kegiatan di seluruh pintu masuk domestik dan internasional,  baik melalui bandara maupun pelabuhan, juga sepi. Situasi dan kondisi tersebut menjadikan bandara dan pelabuhan seperti tempat yang tidak berpenghuni. Sejumlah tenan menutup aktivitasnya akibat akses perjalanan yang juga ditutup demi menghindari penyebaran virus COVID-19.

Pelabuhan Internasional Sekupang yang merupakan pelabuhan favorit bagi pelancong asal Singapura dan Malaysia juga harus melewati masa-masa terpuruk selama 2 tahun,  dan tidak ada aktivitas pelayaran. Sepi, gelap, udara lembab, panas, hingga tidak berpenghuni menjadi gambaran keadaan Pelabuhan Internasional Sekupang kala itu.

Aktivitas di pelabuhan ini hanya terlihat beberapa staf sekuriti yang berjaga. Area parkir kendaraan di pelabuhan tersebut pun sepi, hanya ada beberapa kendaraan milik pekerja yang tengah bertugas.

Pemerintah Kota Batam ketika itu juga berfokus pada penanganan COVID-19 agar dapat kembali meningkatkan kunjungan wisman dalam waktu dekat. Pengetatan pada pintu masuk internasional juga dilakukan untuk menekan angka kasus COVID-19 dengan menerapkan kebijakan wajib tes PCR dan karantina selama 14 hari.

Pemerintah setempat juga menyediakan sejumlah lokasi karantina bagi wisman yang tiba di Kota Batam agar dapat menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu sebelum berkegiatan di Batam.

Kondisi terkini

Dengan semakin melandainya pandemi COVID-19 di Indonesia, termasuk di Kota Batam,  aktivitas perjalanan domestik dan internasional kembali dibuka. Pelabuhan  Sekupang yang baru dibuka secara maksimal pada 12 November lalu telah melayani sebanyak 3.750 penumpang yang berangkat dan 3.488 penumpang yang datang.

Sementara harga tiket kapal feri dengan tujuan Batam - Singapura yaitu Rp730 ribu pulang - pergi (PP), sedangkan untuk sekali jalan seharga Rp400 ribu.

Dalam mendukung pergerakan kunjungan wisman pascapandemi COVID-19,  pemerintah Indonesia melakukan berbagai kemudahan bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), yaitu dengan meniadakan tes PCR dan karantina.

Bahkan, banyak wisman yang merupakan pemain golf asal Singapura datang melalui Pelabuhan Internasional Sekupang karena durasi perjalanan hanya 45 menit yang  dilayani tiga armada kapal feri.

Pemerintah Kota Batam terus berupaya memberikan pelayan dan peningkatan fasilitas wisata, di antaranya wisata religi, budaya, kuliner, olahraga, belanja, serta  Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).

Masjid Tanjak, Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip, Museum Batam Raja Ali Haji merupakan beberapa destinasi wisata yang dapat disinggahi saat berkunjung ke Batam.

Pihak pengelola Pelabuhan Internasional Sekupang juga secara masif melakukan perbaikan terhadap fasilitas penunjang bagi penumpang.

Untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Kota Batam, pihak pengelola pelabuhan telah bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan, terutama dengan pihak imigrasi untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik.

Dengan beroperasinya kembali Pelabuhan Internasional Sekupang diharapkan dapat mendukung peran operator feri untuk segera membuka trip dari pelabuhan tersebut lebih banyak lagi.

Kota Batam saat ini telah mempunyai amenitas pariwisata yang lengkap seperti 365 hotel, 1.032 restoran, hingga 12 pusat perbelanjaan (mal) yang juga dilengkapi dengan ragam atraksi baik atraksi alam, budaya, dan buatan. 

Amenitas pariwisata merupakan fasilitas yang dimiliki suatu daerah tujuan wisata atau destinasi seperti hotel, restoran, rumah makan dan sarana olahraga serta lainnya yang disediakan bagi wisatawan.

Bahkan, Kota Batam menjadi travel hub atau perantara wisata bagi berbagai daerah lain di Indonesia, sehingga pemerintah setempat juga turut mengambil peran dalam ikut mempromosikan wisata daerah lain karena Batam memiliki banyak pilihan pintu masuk internasional. Selain Pelabuhan Internasional Sekupang, Kota Batam memiliki tiga pelabuhan lainnya yang siap melayani kedatangan wisman.

Pariwisata di Batam kini berangsur mulai pulih. Segenap potensi wisata yang dimiliki daerah tersebut terus berbenah untuk menerima kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Pewarta : Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024