Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyebut pemerintah daerah telah berupaya keras memulihkan ekonomi dan ketenagakerjaan usai pandemi COVID-19 hingga berdampak pada penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) periode Agustus 2023.
"Penurunan TPT Kepri ini tentu menjadi kabar baik bagi kita semua. Ini menunjukkan bahwa kita telah berhasil mengatasi dampak pandemi COVID-19 yang sangat berpengaruh terhadap sektor ekonomi dan ketenagakerjaan," kata Ansar di Tanjungpinang, Selasa.
Ansar mengapresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam upaya pemulihan ketenagakerjaan di Kepri, baik pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, maupun masyarakat.
Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lapangan pekerjaan di Kepri.
Dia berharap dengan adanya peningkatan investasi, pariwisata, dan industri di daerahnya setelah pandemi, maka TPT Kepri dapat terus menurun dan kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat.
Pemerintah daerah, sambungnya, harus terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar dapat bersaing di era digital, dengan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada di Kepri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Salah satu program Pemprov Kepri terkait penurunan angka pengangguran ialah dengan mencetak SDM andal melalui pelatihan ketenagakerjaan di balai latihan kerja (BLK) milik pemerintah daerah setempat.
Pemprov terus mendorong kerja sama dengan dunia industri supaya calon pekerja yang telah lulus pelatihan dapat terserap di dunia kerja sesuai kompetensi yang dimiliki dan dibutuhkan perusahaan.
"Kita akan terus berinovasi dan berkolaborasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik bagi masyarakat Kepri," ujar Ansar.
Sementara berdasarkan data BPS, Senin (6/11), Kepri berhasil menurunkan TPT menjadi 6,80 persen pada Agustus 2023. Angka ini lebih rendah dari TPT Kepri sebelum pandemi COVID-19, yaitu 7,50 persen pada Agustus 2019. Hal ini menunjukkan tren positif dalam pemulihan ekonomi dan ketenagakerjaan.
Jika dibanding periode Agustus 2022, TPT di Kepri juga turun sebesar 1,43 persen. Penurunan ini merupakan yang terbesar kedua se-Indonesia pada periode 2022-2023 setelah Bali yang turun 2,11 sebesar persen.
Dari 1,592 juta penduduk usia kerja di Kepri, 1,094 juta orang di antaranya merupakan angkatan kerja (AK), sedangkan 498,7 ribu merupakan bukan angkatan kerja (BAK).
Dari AK tersebut, 1,019 juta orang di antaranya bekerja dan 74 ribu orang pengangguran. Dengan rincian 825,5 ribu orang pekerja penuh, 144,9 ribu orang pekerja paruh waktu, dan 48,8 ribu orang setengah penganggur.
Lapangan pekerjaan yang menyerap pekerja terbesar adalah industri pengolahan sebanyak 257 ribu orang. Sedangkan lapangan pekerjaan yang menyerap pekerja terkecil adalah jasa keuangan sebanyak 12,8 ribu orang.
Di tingkat kabupaten/kota se-Kepri, lima kabupaten/kota mengalami penurunan TPT. Hanya Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas yang mengalami peningkatan TPT. Penurunan TPT periode 2022-2023 terbesar di Kepri terjadi di Kabupaten Bintan, yaitu 1,48 persen poin.
Sementara itu TPT tertinggi tercatat di Kota Batam sebesar 8,14 persen dan TPT terendah di Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 2,55 persen.
"Penurunan TPT Kepri ini tentu menjadi kabar baik bagi kita semua. Ini menunjukkan bahwa kita telah berhasil mengatasi dampak pandemi COVID-19 yang sangat berpengaruh terhadap sektor ekonomi dan ketenagakerjaan," kata Ansar di Tanjungpinang, Selasa.
Ansar mengapresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam upaya pemulihan ketenagakerjaan di Kepri, baik pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, maupun masyarakat.
Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lapangan pekerjaan di Kepri.
Dia berharap dengan adanya peningkatan investasi, pariwisata, dan industri di daerahnya setelah pandemi, maka TPT Kepri dapat terus menurun dan kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat.
Pemerintah daerah, sambungnya, harus terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar dapat bersaing di era digital, dengan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada di Kepri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Salah satu program Pemprov Kepri terkait penurunan angka pengangguran ialah dengan mencetak SDM andal melalui pelatihan ketenagakerjaan di balai latihan kerja (BLK) milik pemerintah daerah setempat.
Pemprov terus mendorong kerja sama dengan dunia industri supaya calon pekerja yang telah lulus pelatihan dapat terserap di dunia kerja sesuai kompetensi yang dimiliki dan dibutuhkan perusahaan.
"Kita akan terus berinovasi dan berkolaborasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik bagi masyarakat Kepri," ujar Ansar.
Sementara berdasarkan data BPS, Senin (6/11), Kepri berhasil menurunkan TPT menjadi 6,80 persen pada Agustus 2023. Angka ini lebih rendah dari TPT Kepri sebelum pandemi COVID-19, yaitu 7,50 persen pada Agustus 2019. Hal ini menunjukkan tren positif dalam pemulihan ekonomi dan ketenagakerjaan.
Jika dibanding periode Agustus 2022, TPT di Kepri juga turun sebesar 1,43 persen. Penurunan ini merupakan yang terbesar kedua se-Indonesia pada periode 2022-2023 setelah Bali yang turun 2,11 sebesar persen.
Dari 1,592 juta penduduk usia kerja di Kepri, 1,094 juta orang di antaranya merupakan angkatan kerja (AK), sedangkan 498,7 ribu merupakan bukan angkatan kerja (BAK).
Dari AK tersebut, 1,019 juta orang di antaranya bekerja dan 74 ribu orang pengangguran. Dengan rincian 825,5 ribu orang pekerja penuh, 144,9 ribu orang pekerja paruh waktu, dan 48,8 ribu orang setengah penganggur.
Lapangan pekerjaan yang menyerap pekerja terbesar adalah industri pengolahan sebanyak 257 ribu orang. Sedangkan lapangan pekerjaan yang menyerap pekerja terkecil adalah jasa keuangan sebanyak 12,8 ribu orang.
Di tingkat kabupaten/kota se-Kepri, lima kabupaten/kota mengalami penurunan TPT. Hanya Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas yang mengalami peningkatan TPT. Penurunan TPT periode 2022-2023 terbesar di Kepri terjadi di Kabupaten Bintan, yaitu 1,48 persen poin.
Sementara itu TPT tertinggi tercatat di Kota Batam sebesar 8,14 persen dan TPT terendah di Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 2,55 persen.