Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bekerja sama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menurunkan tim kesehatan pemantau dagangan takjil atau makanan untuk berbuka puasa Ramadhan.
Kepala Dinkes Kepri Mochammad Bisri di Tanjungpinang, Rabu, menyebut tim kesehatan turun langsung ke titik-titik keramaian penjualan takjil Ramadhan guna mengecek keamanan dan kesehatan takjil yang dijajakan pedagang kepada masyarakat.
"Bulan Ramadhan pasti banyak pedagang takjil dadakan, sehingga perlu diawasi apakah produk-produk yang mereka jual aman dan sehat bagi masyarakat," kata dia.
Baca juga: Kemenag Kepri: Batas akhir sertifikasi produk wajib halal adalah 17 Oktober 2024
Hal ini, kata dia, sebagai upaya pemerintah daerah dan BPOM dalam menjamin produk takjil yang diperjualbelikan aman dan sehat dikonsumsi masyarakat.
Misalnya, katanya, tidak mengandung bahan-bahan kimia atau zat berbahaya.
Dia menjelaskan tim kesehatan akan mengambil sampel jika ada takjil yang mencurigakan.
Contohnya, katanya, ada kue atau bubur yang diduga mengandung zat senyawa kimia formalin atau boraks maka sampel akan langsung diteliti di laboratorium Dinas Kesehatan.
Baca juga: Pemko Batam lakukan pemerataan bangun infrastruktur pulau penyangga
Ia menjelaskan jika memang terbukti, tim kesehatan bakal menegur pedagang takjil bersangkutan, termasuk merekomendasikan agar tidak lagi menjual produk takjil tersebut.
"Pembeli juga harus lebih selektif, jangan terjebak dengan takjil berwarna cerah atau menggoda, karena itu biasanya mengandung zat pewarna yang kurang baik bagi kesehatan," ujar Bisri.
Ia mengingatkan pedagang takjil yang berjualan di tempat-tempat terbuka agar menutup dagangan dengan plastik atau kemasan yang baik, sehingga tidak terkontaminasi kotoran, debu, lalat, dan sebagainya.
Baca juga: Pemkab Natuna tanggung biaya pemeriksaan kesehatan para calon jamaah haji
Ia meminta pedagang takjil benar-benar memperhatikan kualitas makanan yang dijual, mulai dari pemilihan bahan, proses pembuatan hingga proses menjajakan makanan yang dijual.
"Pembeli sebaiknya memilih takjil yang dijaja dalam bentuk kemasan atau tertutup supaya lebih aman dan sehat," ucap dia.
Ia mengatakan tim kesehatan pemantau takjil sudah mulai bergerak memantau aktivitas penjualan takjil sejak puasa pertama. Di Kota Tanjungpinang, titik-titik keramaian penjualan takjil berada di kawasan Bintan Center, Kilometer 9, dan depan kompleks Hotel RAV.
Baca juga: Polda Kepri tindak 415 pelanggaran lalu lintas di Operasi Seligi
Kepala Dinkes Kepri Mochammad Bisri di Tanjungpinang, Rabu, menyebut tim kesehatan turun langsung ke titik-titik keramaian penjualan takjil Ramadhan guna mengecek keamanan dan kesehatan takjil yang dijajakan pedagang kepada masyarakat.
"Bulan Ramadhan pasti banyak pedagang takjil dadakan, sehingga perlu diawasi apakah produk-produk yang mereka jual aman dan sehat bagi masyarakat," kata dia.
Baca juga: Kemenag Kepri: Batas akhir sertifikasi produk wajib halal adalah 17 Oktober 2024
Hal ini, kata dia, sebagai upaya pemerintah daerah dan BPOM dalam menjamin produk takjil yang diperjualbelikan aman dan sehat dikonsumsi masyarakat.
Misalnya, katanya, tidak mengandung bahan-bahan kimia atau zat berbahaya.
Dia menjelaskan tim kesehatan akan mengambil sampel jika ada takjil yang mencurigakan.
Contohnya, katanya, ada kue atau bubur yang diduga mengandung zat senyawa kimia formalin atau boraks maka sampel akan langsung diteliti di laboratorium Dinas Kesehatan.
Baca juga: Pemko Batam lakukan pemerataan bangun infrastruktur pulau penyangga
Ia menjelaskan jika memang terbukti, tim kesehatan bakal menegur pedagang takjil bersangkutan, termasuk merekomendasikan agar tidak lagi menjual produk takjil tersebut.
"Pembeli juga harus lebih selektif, jangan terjebak dengan takjil berwarna cerah atau menggoda, karena itu biasanya mengandung zat pewarna yang kurang baik bagi kesehatan," ujar Bisri.
Ia mengingatkan pedagang takjil yang berjualan di tempat-tempat terbuka agar menutup dagangan dengan plastik atau kemasan yang baik, sehingga tidak terkontaminasi kotoran, debu, lalat, dan sebagainya.
Baca juga: Pemkab Natuna tanggung biaya pemeriksaan kesehatan para calon jamaah haji
Ia meminta pedagang takjil benar-benar memperhatikan kualitas makanan yang dijual, mulai dari pemilihan bahan, proses pembuatan hingga proses menjajakan makanan yang dijual.
"Pembeli sebaiknya memilih takjil yang dijaja dalam bentuk kemasan atau tertutup supaya lebih aman dan sehat," ucap dia.
Ia mengatakan tim kesehatan pemantau takjil sudah mulai bergerak memantau aktivitas penjualan takjil sejak puasa pertama. Di Kota Tanjungpinang, titik-titik keramaian penjualan takjil berada di kawasan Bintan Center, Kilometer 9, dan depan kompleks Hotel RAV.
Baca juga: Polda Kepri tindak 415 pelanggaran lalu lintas di Operasi Seligi